Soroti Hedonisme dan Arogansi, Menkopolhukam Sebut Pentingnya Reformasi Polri

Rabu, 21 September 2022 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Isu reformasi Polri kini tengah ramai dibahas. Terutama setelah kasus pembunuhan yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mendorong reformasi kultural di tubuh Polri yang berjalan stagnan dan terkesan mundur.

Menurut dia, perlu ada perubahan kultur di tubuh Polri.

Baca Juga:

Polri Terima Memori Banding 4 Perwira yang Dipecat di Kasus Brigadir J

"Moralitas anggota Polri perlu diubah, terutama terkait hedonisme dan tindak kesewenang-wenangan yang kerap ditunjukkan," kata Mahfud yang dikutip, Rabu (21/9).

Menurut Mahfud, Polri sudah memiliki aturan yang bagus.

Namun, aturan bagus itu akan percuma jika tidak sejalan dengan kultur dan kebiasaan aparatnya.

“Jangan ada arogansi dalam menyikapi masalah hukum di masyarakat,” ujar Mahfud.

Mahfud mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menangani kasus Ferdy Sambo.

Baca Juga:

Mabes Polri Siap Bantu KPK di Kasus Lukas Enembe

Mahfud mengatakan, hingga Juni 2022 persepsi publik tentang Polri selalu bagus di atas penegak hukum lainnya. Setelah kasus Sambo, persepsi publik sempat turun.

Namun, Kapolri bertindak memerintahkan jajarannya untuk bertindak tegas.

Mahfud menekankan reformasi kultural di tubuh Polri harus dilakukan dengan penguatan kompetensi teknis, leadership, dan etik.

Menurutnya, presisi akan terwujud jika tiga hal tersebut berjalan.

Ia menambahkan bahwa presisi juga akan optimal jika fungsi pengawasan berjalan dengan baik, dari internal dan eksternal. (Knu)

Baca Juga:

Mahfud MD Sebut Kapolri Sudah Tegas dan Transparan dalam Tangani Kasus Brigadir J

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan