Pentingnya Pembelajaran Moralitas pada Anak
Senin, 24 Juli 2023 -
KONSELOR dan dokter anak berbagi pengalamannya mengenai pemahaman moral pada remaja saat ini. Ia mengakui bahwa remaja saat ini memiliki pemahaman moral yang buruk. Moralitas dapat diartikan sebagai keyakinan bahwa beberapa perilaku benar yang dapat diterima dan yang salah. Prinsip moral telah menjadi sebuah sistem yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat atau orang tertentu untuk menjaga ketertiban masyarakat.
“Orang tua dan pengasuhnya menjadi guru moralitas pertama bagi anak-anak,” tulis konselor dan dokter anak Ran D. Anbar MD yang diambil dari Psychology Today. Beberapa kalangan masyarakat, pendidikan formal di masa kanak-kanak yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga swasta telah menambah pengetahuan moral kepada anak.
Baca Juga:

Ran menuliskan ada beberapa cara penyampaian moralitas kepada anak. Anak-anak akan belajar perilaku moral seperti yang dicontohkan oleh orang tua di rumah dan melalui cerita yang diterima anak-anak, seperti film, fabel, atau cerita fiksi. Anak-anak harus didorong untuk memberikan solusi dan pengasuhnya harus memberikan umpan balik mengenai pemikiran mereka.
Salah satu tugas anak-anak adalah mengubah pemikiran egois ke pertimbangan perasaan orang lain. Mengajar anak-anak untuk memikirkan orang lain dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang prinsip moral. Selain itu, anak-anak juga harus diberikan konsekuensi yang sesuai dengan perilaku yang tidak pantas agar membantu mereka membuat pilihan yang lebih baik di masa mendatang.
“Di Amerika abad ke-21, agama menjadi semakin tidak relevan bagi banyak penduduk dan undang-undang yang berbasis pemerintah sering tidak dihargai karena berbagai alasan,” tulis Ran.
Banyak anggota masyarakat yang percaya bahwa aturan yang diumumkan oleh pemimpin agama atau politik bias mendukung agenda pemimpin daripada kesejahteraan individu.
Sebaliknya, banyak orang Amerika telah memilih untuk mematuhi moralitas yang terkandung dalam Deklarasi Kemerdekaan yang menempatkan hak individu di pusat kehidupan politik. Seperti “Semua manusia diciptakan sama…” dengan hak untuk “hidup, bebas, dan mengejar kebahagiaan.”
Baca Juga:

Moralitas ini mendorong individu untuk memilih hidup sesuai keinginannya selama tidak mengganggu kehidupan orang lain secara signifikan. Namun, Ran bertanya-tanya apakah kekompakan kita sebagai masyarakat dapat terkikis tanpa adanya otoritas moral selain yang diberikan oleh individualisme kita?
Selain itu, tantangan pada abad ke-21 juga melibatkan campur tangan internet dalam kehidupan manusia. Manusia tidak lagi hidup dalam masyarakat yang menerima pendidikan moral hanya dari pengaruh lokal. Sebagian besar dari manusia sekarang dihadapkan pada pemikiran global melalui media sosial. Beberapa tantangan dalam mengajarkan moralitas kepada anak karena isu yang terjadi pada abad ke 21.
Anak-anak Amerika yang telah tumbuh dewasa saat ini telah menyaksikan orang tua atau pengasuhnya membuat pilihan yang egois seperti menggunakan obat-obatan atau makan berlebihan untuk merasa lebih nyaman. Anak-anak mulai mengamati bahwa perilaku merendahkan orang lain saat kita yakin mereka salah adalah hal yang dapat diterima.
Ran mempercayai bahwa perubahan yang dijelaskan masyarakat Amerika selama awal abad ke-21 akan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam penalaran moral dan perilaku masyarakat yang signifikan selama beberapa dekade mendatang. (vca)
Baca Juga: