Kesehatan

Gangguan pada Mata Pangkal Sakit Kepala Anak

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Juli 2023
Gangguan pada Mata Pangkal Sakit Kepala Anak

Studi ini meninjau rekam medis dari 1.878 anak yang memiliki gejala sakit kepala. (Foto: Freepik/Freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEKIRA 60 persen anak-anak dan remaja mengalami sakit kepala. Jumlah ini diketahui lewat penelitian yang dikutip oleh tim penulis dalam jurnal Ophthalmic Epidemiology.

Sakit kepala dapat memengaruhi kualitas hidup anak dan memengaruhi kehadiran dan performa mereka di sekolah. Para penulis studi baru tertarik untuk mencari hubungan kesehatan mata pada anak-anak dengan sakit kepala.

"Mereka mempelajari anak-anak yang mengunjungi dokter mata dengan keluhan sakit kepala," kata penulis studi utama Lisa Lin, MD, lulusan baru dari program residensi oftalmologi di Massachusetts Eye and Ear di Boston, AS. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Anak Philadelphia, tempat Lin menyelesaikan sekolah kedokteran, seperti dikutip Webmd (10/7).

Lin dan rekan-rekannya meninjau rekam medis dari 1.878 anak, mulai dari usia 2 hingga 18 tahun, yang memiliki gejala sakit kepala di klinik oftalmologi rawat jalan.

Semua anak menjalani pemeriksaan mata untuk mengetahui apakah mereka memiliki masalah mata atau masalah lain yang mungkin menyebabkan sakit kepala.

Baca juga:

Mengobati Sakit Kepala Tanpa Obat Kimia

sakit kepala
Semua anak menjalani pemeriksaan mata untuk mengetahui apakah mereka memiliki masalah mata. (Foto: Unsplash/CDC)

Para peneliti menemukan bahwa sekira seperempat anak-anak memiliki satu atau lebih gangguan mata yang mungkin berkorelasi dengan sakit kepala mereka. Hampir seperlima anak memiliki masalah refraksi mata seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme.

Gangguan mata kedua yang paling banyak ditemukan pada 4,4 persen anak-anak adalah strabismus (ketidaksejajaran mata). Persentase yang sangat kecil dari anak-anak memiliki kondisi lain yang dapat menyebabkan sakit mata atau bisa menjadi tanda masalah intrakranial, termasuk uveitis, glaukoma, dan elevasi saraf optik.

Pasien dengan masalah mata biasanya mengalami sakit kepala yang berlangsung lebih singkat, tetapi tidak ada hubungan antara masalah mata dan seberapa sering mereka mengalami sakit kepala, kepekaan terhadap cahaya, sering mual/muntah, dan perubahan penglihatan.

Lin mengakui bahwa penelitian itu "terbatas" karena para peneliti tidak mengikuti anak-anak untuk melihat apakah sakit kepala mereka membaik setelah masalah mata diperbaiki. Misalnya dengan memakai kacamata.

Namun, temuan ini penting karena kira-kira seperempat dari anak-anak memiliki kondisi mata yang dapat diobati. "Mata sering menjadi 'jendela otak' dan mungkin perlu diperiksa jika anak-anak mengeluh sakit kepala," saran Lin.

Asisten profesor neurologi Paul G. Mathew, MD dari Harvard Medical School, mengaku tidak terkejut dengan temuan tersebut. “Sebagian besar anak dengan masalah mata dalam penelitian ini memiliki masalah refraksi dan mungkin membutuhkan kacamata,” katanya.

Baca juga:

Sakit Kepala Saat Liburan, Ini Penyebabnya

sakit kepala
Dokter mengingatkan untuk tidak mengirim setiap anak yang sakit kepala ke dokter mata. (Foto: Freepik/Jcomp)

Dia mengatakan, tidak semua masalah mata dapat ditemukan dengan menggunakan tes standar yang digunakan dokter. Terkadang perlu pemeriksaan mata yang lebih menyeluruh.

“Saya pikir masuk akal bagi seorang anak untuk menemui dokter mata jika anak tersebut mengalami sakit kepala dan keluhan penglihatan, tetapi saya juga akan berhati-hati agar tidak mengirim setiap anak yang sakit kepala ke dokter mata," kata Mathew.

Menurutnya, itu akan menaikkan biaya perawatan dan menunda evaluasi dan pengobatan untuk anak-anak dengan masalah mata yang lebih mendesak.

Masalah mata bisa menyebabkan sakit kepala dan memperburuk sakit kepala pada orang dengan gangguan seperti migrain. Dia memperingatkan bahwa seorang anak yang mengeluh sakit kepala tidak boleh diabaikan.

"Saya perhatikan bahwa orangtua sering tidak menganggap serius sakit kepala pada anak-anak mereka, terutama ketika mereka jarang atau episodik," kata Mathew, yang merupakan dewan direktur National Headache Foundation.

Jika anak mengalami sakit kepala, Mathew merekomendasikan orangtua untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Merekalah yang dapat memutuskan apakah anak memerlukan konsultasi lebih lanjut dengan spesialis seperti dokter mata atau ahli saraf.

“Tanggapi mual dan muntah dengan serius. Sering kali anak-anak menjalani evaluasi gastrointestinal yang tepat dan ekstensif, tetapi gejala perut ini bisa menjadi gejala migrain,” katanya.

Meskipun episode tersebut tidak terlalu sering terjadi, Mathew merasa tidak boleh diabaikan, karena episode tersebut dapat menjadi lebih sering dan intens setelah pubertas, terutama pada anak perempuan. (aru)

Baca juga:

Mengenal Jenis Sakit Kepala Berdasarkan Letaknya

#Kesehatan #Anak-anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan