Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Ilustrasi (Foto: I-stock)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Guru Besar Psikiatri Anak dan Remaja FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ, SubSp A.R. (K), MIMH, menyoroti perbedaan antara gangguan bipolar (GB) dan skizofrenia, dua masalah kesehatan mental kronis yang kini semakin sering terdeteksi pada usia dini atau anak-anak.

Prof. Tjhin menyampaikan keprihatinannya bahwa tantangan kesehatan mental seperti GB dan skizofrenia dulu dianggap sebagai masalah orang dewasa.

"Kini juga memengaruhi anak-anak dan remaja dengan tingkat yang mengkhawatirkan," ujar Tjhin.

Baca juga:

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Prof. Tjhin menjelaskan bahwa GB ditandai dengan perubahan suasana hati ekstrem antara depresi mendalam dan episode mania. Sementara itu, skizofrenia umumnya ditandai dengan gangguan dalam proses dan isi pikiran serta persepsi psikotik, yang dapat berupa halusinasi, delusi, atau pikiran dan ucapan yang tidak teratur.

Prof. Tjhin juga menguraikan faktor risiko GB meliputi genetik, lingkungan, neurobiologis, dan psikososial. Gejala yang dapat dikenali antara lain episode mania atau suasana hati mudah marah, episode depresi atau kesedihan mendalam disertai keinginan bunuh diri, serta campuran keduanya.

Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik, komplikasi perinatal atau sejak lahir, lingkungan, dan kelainan perkembangan otak (neurodevelopmental). Gejalanya terbagi menjadi gejala positif (halusinasi, delusi), gejala negatif (kurang motivasi dan afek datar), dan disorganisasi (bicara tidak koheren dan perilaku tidak sesuai konteks).

Baca juga:

Genom Gelap di DNA Terkoneksi dengan Skizofrenia dan Bipolar

Prof. Tjhin menekankan bahwa studi dan pengalamannya menunjukkan peningkatan kasus early-onset yang muncul pada usia lebih muda, namun seringkali tidak terdiagnosis karena kurangnya kesadaran atau kesalahan interpretasi gejala sebagai perilaku remaja biasa. Kondisi kesehatan mental ini dapat menghambat perkembangan, pendidikan, dan hubungan sosial remaja jika tidak ditangani dengan tepat.

Ia menegaskan bahwa meskipun GB dan skizofrenia pada anak dan remaja bersifat kronis, penanganan yang efektif dan komprehensif dapat membantu mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara signifikan.

“Dengan penanganan yang tepat, anak dan remaja dapat belajar mengelola perubahan suasana perasaan mereka agar bisa menjadi pulih dan menjalani kehidupan yang tetap produktif di tengah masyarakat,” imbuhnya.

#Bipolar #Psikis #Kesehatan Mental #Anak #Gangguan Mental #Mental #Mental Health
Bagikan

Berita Terkait

Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Olahraga
Trauma usai Kalah dari Chelsea, Ronald Araujo Minta Izin ke Barcelona untuk Pulihkan Mental
Ronald Araujo trauma usai kalah dari Chelsea. Ia meminta waktu untuk memulihkan mentalnya ke Barcelona.
Soffi Amira - Selasa, 02 Desember 2025
Trauma usai Kalah dari Chelsea, Ronald Araujo Minta Izin ke Barcelona untuk Pulihkan Mental
Indonesia
Pemprov DKI Luncurkan Kanal Aduan Lengkap untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Pemprov DKI Jakarta menyediakan hotline 24 jam, call center 112, Pos SAPA, dan layanan PUSPA untuk memperkuat perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 27 November 2025
Pemprov DKI Luncurkan Kanal Aduan Lengkap untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Indonesia
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Densus 88 Anti Teror mengungkapkan fakta mengejutkan ada 110 anak yang diduga direkrut ke dalam jaringan teroris sepanjang 2025 lewat permainan game online.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Dunia
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Sepuluh terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
  Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Lifestyle
Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Masalah anak picky eater ternyata bisa diatasi. Play-Doh memberikan tips bagaimana mengatasi picky eater yang dialami anak-anak.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Berita Foto
Mengintip Keseruan Anak-anak Bermain Air Aliran Sungai Ciliwung Jakarta
Anak-anak berenang di aliran sungai Ciliwung kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Jum'at (17/10/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 17 Oktober 2025
Mengintip Keseruan Anak-anak Bermain Air Aliran Sungai Ciliwung Jakarta
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Bagikan