Tim Riset Unpad: Tidak Ada Hal Mengkhawatirkan Uji Klinis Fase 3 Vaksin COVID-19

Rabu, 04 November 2020 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Indonesia ikut terlibat dalam menjalankan penelitian pembuatan vaksin COVID-19 antara lain dalam melakukan uji klinis fase 3 vaksin Sinovac di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad, Dr Kusnandi Rusmil mengatakan, tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dalam proses uji klinik tersebut.

“Kami sudah melakukan 1.620 suntikan pertama, kemudian 1.590 suntikan kedua, sampai sekarang itu tidak ada (efek) yang mengkhawatirkan,” kata Kusnandi Rusmil yang dikutip Rabu (4/11).

Baca Juga

Warga yang Habis Liburan Panjang Diminta Tes COVID-19

Kusnandi mengatakan, hasil uji klinik fase 3 di Unpad nantinya akan digabungkan dengan data dari hasil uji klinik fase 3 di negara lain.

Gabungan data hasil uji klinik fase 3 dari berbagai tempat di belahan dunia (multi center) inilah yang nantinya akan menjadi acuan regulator untuk melanjutkan ke fase berikutnya.

Sejauh ini, menurut Kusnandi, prosedur penyiapan uji klinik fase 3 vaksin COVID-19 ini sudah terencana dengan baik dan sesuai jadwal, mulai dari persiapan protokol hingga penyuntikan relawan.

Laporan hasil uji klinik fase 3 ini akan dilaporkan kepada regulator di Januari dan selesai Maret 2021. Ada pula keraguan masyarakat tentang kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Menurut Kusnandi hal itu tidak perlu dikhawatirkan.

“Kemungkinan untuk terjadi reaksi yang berat, misalnya pingsan setelah diimunisasi, potensinya hanya 0,1 dari 1 juta,” kata Kusnandi.

Nantinya, semua relawan yang sudah disuntik vaksin COVID-19 tersebut akan dipantau selama enam bulan. Kusnandi menuturkan riset uji klinis fase 3 itu tidak dilakukan terburu-buru.

Dia mengatakan uji klinis vaksin tersebut bersifat multicenter karena dilakukan di beberapa negara termasuk Brazil dan Turki. Pemerintah Indonesia akan membandingkan hasil uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat dengan hasil uji klinis vaksin serupa di negara-negara lain.

"Kalau sudah lulus tahap 3, vaksin bisa digunakan dan diperjualbelikan," ujar dia.

Dari pengalamannya yang terlibat dalam berbagai riset uji klinis vaksin, Kusnandi mengatakan uji klinis vaksin Sinovac tersebut termasuk uji klinis yang aman.

Baca Juga

Potensi COVID-19 Makin Tinggi, Pengamat Soroti Pemberian Cuti Bersama Pekan Lalu

Dia menuturkan dari sekian banyak imunisasi yang dilakukan di Indonesia, kemungkinan terjadi reaksi yang berat seperti pingsan habis diimunisasi sangat kecil, di mana kejadiannya adalah 0,1 sampai satu kejadian dari sejuta orang yang diimunisasi. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan