Tim Riset Unpad: Tidak Ada Hal Mengkhawatirkan Uji Klinis Fase 3 Vaksin COVID-19


Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Prof Kusnandi Rusmil. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
MerahPutih.com - Indonesia ikut terlibat dalam menjalankan penelitian pembuatan vaksin COVID-19 antara lain dalam melakukan uji klinis fase 3 vaksin Sinovac di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad, Dr Kusnandi Rusmil mengatakan, tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dalam proses uji klinik tersebut.
“Kami sudah melakukan 1.620 suntikan pertama, kemudian 1.590 suntikan kedua, sampai sekarang itu tidak ada (efek) yang mengkhawatirkan,” kata Kusnandi Rusmil yang dikutip Rabu (4/11).
Baca Juga
Kusnandi mengatakan, hasil uji klinik fase 3 di Unpad nantinya akan digabungkan dengan data dari hasil uji klinik fase 3 di negara lain.
Gabungan data hasil uji klinik fase 3 dari berbagai tempat di belahan dunia (multi center) inilah yang nantinya akan menjadi acuan regulator untuk melanjutkan ke fase berikutnya.
Sejauh ini, menurut Kusnandi, prosedur penyiapan uji klinik fase 3 vaksin COVID-19 ini sudah terencana dengan baik dan sesuai jadwal, mulai dari persiapan protokol hingga penyuntikan relawan.
Laporan hasil uji klinik fase 3 ini akan dilaporkan kepada regulator di Januari dan selesai Maret 2021. Ada pula keraguan masyarakat tentang kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Menurut Kusnandi hal itu tidak perlu dikhawatirkan.
“Kemungkinan untuk terjadi reaksi yang berat, misalnya pingsan setelah diimunisasi, potensinya hanya 0,1 dari 1 juta,” kata Kusnandi.
Nantinya, semua relawan yang sudah disuntik vaksin COVID-19 tersebut akan dipantau selama enam bulan. Kusnandi menuturkan riset uji klinis fase 3 itu tidak dilakukan terburu-buru.
Dia mengatakan uji klinis vaksin tersebut bersifat multicenter karena dilakukan di beberapa negara termasuk Brazil dan Turki. Pemerintah Indonesia akan membandingkan hasil uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat dengan hasil uji klinis vaksin serupa di negara-negara lain.
"Kalau sudah lulus tahap 3, vaksin bisa digunakan dan diperjualbelikan," ujar dia.
Dari pengalamannya yang terlibat dalam berbagai riset uji klinis vaksin, Kusnandi mengatakan uji klinis vaksin Sinovac tersebut termasuk uji klinis yang aman.
Baca Juga
Potensi COVID-19 Makin Tinggi, Pengamat Soroti Pemberian Cuti Bersama Pekan Lalu
Dia menuturkan dari sekian banyak imunisasi yang dilakukan di Indonesia, kemungkinan terjadi reaksi yang berat seperti pingsan habis diimunisasi sangat kecil, di mana kejadiannya adalah 0,1 sampai satu kejadian dari sejuta orang yang diimunisasi. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
