Pemerintah Didorong Tingkatkan Kesiapsiagaan di Laut Natuna Utara, Ada Apa?
Senin, 03 Agustus 2020 -
Merahputih.com - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan, mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan di Laut Natuna Utara, menyusul memanasnya situasi terkait Laut China Selatan.
"Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap Natuna Utara," kata Syarief Hasan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/8).
Baca Juga:
Indonesia Ajak ASEAN Patroli Bersama di Laut China Selatan, Ini Komentar Beijing
Konflik Laut China Selatan diakibatkan oleh perseteruan antara dua negara besar yakni Tiongkok dan Amerika Serikat. Tiongkok yang membuat klaim sepihak terhadap Laut China Selatan berdasarkan nine dash line menyebabkan Amerika Serikat turut ikut campur.
Kondisi ini juga mungkin berpotensi menjadi perang terbuka di Perairan China Selatan. Pemerintah diminta memberikan perhatian khusus terhadap Natuna Utara.
Menurutnya, militer di Natuna Utara secara khusus dan Indonesia secara umum harus ditingkatkan untuk mempertahankan wilayah Indonesia jika ada gangguan atau melewati atau masuk wilayah Indonesia saat sewaktu-waktu terjadi perang terbuka.
"Indonesia tidak menginginkan terjadi adanya perang terbuka di Laut China Selatan karena seluruh negara Asia Tenggara akan merasakan dampaknya, termasuk Indonesia. Sehingga, untuk itu perlu perhatian khusus dalam membangun kekuatan militer untuk meminimalisir bahkan mencegah terjadi perang terbuka," ujar Syarief Hasan.

Dia mengatakan potensi perang terbuka memang semakin terlihat ketika Amerika Serikat mengirim dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan untuk menjalani latihan tempur. Tak cuma dua kapal induk, Angkatan Laut Amerika Serikat juga mengerahkan dua kapal penjelajah dan dua kapal perusak dalam latihan yang digelar pada 23 Juli 2020.
Dia mengatakan Tiongkok juga melakukan latihan militer dua hari setelah latihan gabungan Amerika Serikat, Australia, dan Jepang selesai digelar. Tiongkok yang sejak awal membangun pangkalan militer di pulau buatan di Laut China Selatan mengirimkan dua pesawat pembomnya untuk menggertak Amerika Serikat dan Australia di Laut China Selatan.
Baca Juga:
Filipina-Tiongkok Lakukan Perundingan Soal Laut China Selatan
Indonesia, sebagaimana dikutip Antara, harus membangun kekuatan militer untuk memberikan rasa aman, dan menguatkan pertahanan Indonesia terutama di perbatasan. Meski demikian, ia menilai Indonesia harus mengedepankan diplomasi untuk menghindari potensi terjadi, terutama di Laut China Selatan yang berbatasan dengan Perairan Natuna Utara.
“Pemerintah harus mengambil pembelajaran diplomasi ala SBY dengan semangat million friends and zero enemy. Akan tetapi, jika memang terpaksa ada perang terbuka, maka Indonesia juga harus memperkuat militernya untuk melindungi wilayah Indonesia dari dampak perang," ujar Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini. (*)