ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 15 Juli 2025
ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional

Ilustrasi posisi KN Pulau Nipah-321 dan kapal Penjaga Pantai China nomor lambung 5204, di zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut Natuna Utara

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sedang mempercepat pembahasan untuk merampungkan Kode Etik (CoC) di Laut China Selatan yang sangat dinantikan pada 2026, kata Menteri Luar Negeri Filipina Theresa Lazaro, Senin (14/7).

Kode Etik tersebut, yang telah digodok selama bertahun-tahun, akan menyediakan seperangkat aturan untuk mengelola ketegangan di Laut China Selatan yang disengketakan.

Lazaro mengungkapkan bahwa putaran negosiasi terpisah akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang untuk melanjutkan kemajuan yang dicapai dalam perundingan yang diadakan di Manila April lalu.

"Mengenai Kode Etik, pandangan kami dan kita semua bekerja sama agar Kode Etik ASEAN-China dapat terbit tahun depan sebagaimana diamanatkan oleh para menteri luar negeri pada 2023," ujarnya dalam jumpa pers di Kota Pasay dikutip Antara.

Baca juga:

Legislator PDIP Kritik Joint Statement RI-China Bisa Perkeruh Situasi Laut China Selatan

Malaysia, katanya, diperkirakan akan menjadi tuan rumah pertemuan kelompok kerja teknis berikutnya pada Agustus, yang akan diikuti oleh putaran berikutnya di Singapura pada September, dengan pertemuan terakhir dijadwalkan di China.

"Semua ini dipercepat, tetapi tentu saja, dalam kerangka waktunya sendiri dan diskusi sedang dibahas secara intensif," tambahnya.

Saat ini, Beijing dan blok regional sedang menangani empat "isu penting" atau subjek paling kontroversial terkait dokumen tersebut.

Hal itu termasuk hubungan antara CoC dan Deklarasi Perilaku (DoC) yang tidak mengikat di Laut China Selatan; apakah dokumen final tersebut mengikat secara hukum atau tidak; cakupan geografis CoC; dan definisi istilah, seperti pengendalian diri, di antara yang lainnya.

"Ini adalah empat isu penting karena ini adalah yang paling menonjol. (Terkait) tempat dan informasi yang telah saya berikan, ini akan dibahas. Jadi, ini sedang berkembang," kata Lazaro.

Pada 2026, Menlu Filipina tersebut mengatakan bahwa kepemimpinan Filipina di ASEAN akan berfokus pada tiga isu "lintas sektoral", yaitu perdamaian dan keamanan, kerja sama maritim, serta perubahan iklim.

#Laut China Selatan #ASEAN #Filipina
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik
Indonesia perlu memperkuat ASEAN dan diplomasi maritim di tengah rivalitas Indo-Pasifik. Hal itu dibahas dalam Forum Kajian Publik yang digelar Kementerian Polhukam bersama Universitas Pertahanan RI.
Soffi Amira - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
ASEAN INGATKAN RI BISA RUNTUH 2023 AKIBAT UTANG MEMBENGKAK NASIB BISA SERUPA SRI LANKA!
Wisnu Cipto - Selasa, 12 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
Indonesia
Gubernur Pramono Kunker 3 Hari ke Malaysia, Jadi Pembicara Acara ASEAN
Pramono dijadwalkan menjadi pembicara di acara ASEAN Sustainable Urbanization Forum (ASUF), the Meeting of Governors and Mayors of ASEAN Capitals (MGMAC), dan ASEAN Governors and Mayors Forum (AGMF).
Wisnu Cipto - Senin, 11 Agustus 2025
Gubernur Pramono Kunker 3 Hari ke Malaysia, Jadi Pembicara Acara ASEAN
Dunia
Thailand-Kamboja Teken Gencatan Senjata, Semua Tahanan dan Prajurit Gugur Dipulangkan
Kesepakatan gencatan senjata itu diteken di hadapan pengamat tingkat tinggi dari Malaysia, AS, dan China.
Wisnu Cipto - Jumat, 08 Agustus 2025
Thailand-Kamboja Teken Gencatan Senjata, Semua Tahanan dan Prajurit Gugur Dipulangkan
Dunia
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Aung San Suu Kyi masih berstatus sebagai tahanan politik hingga saat ini
Wisnu Cipto - Kamis, 31 Juli 2025
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Indonesia
DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional
Kedua negara sebagai jangkar stabilitas di kawasan ASEAN dan dunia internasional.
Wisnu Cipto - Rabu, 30 Juli 2025
DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional
Indonesia
Anak Pekerja Migran Indonesia di Perbatasan Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari Malaysia
Sekolah alternatif itu bisa dimanfaatkan untuk anak-anak dari pekerja migran Indonesia.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 Juli 2025
Anak Pekerja Migran Indonesia di Perbatasan Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari Malaysia
Dunia
Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
Prabowo menekankan negara-negara ASEAN akan turut membantu penyelesaian damai terhadap konflik antar negara yang belakangan ini terjadi dengan negosiasi dan musyawarah.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 Juli 2025
Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
Dunia
Prabowo Puji PM Anwar Ibrahim Berhasil Fasilitasi Gencatan Senjata Thailand-Kamboja
Prabowo meminta negara-negara ASEAN dapat mewujudkan penyelesaian damai terhadap konflik antar negara
Wisnu Cipto - Selasa, 29 Juli 2025
Prabowo Puji PM Anwar Ibrahim Berhasil Fasilitasi Gencatan Senjata Thailand-Kamboja
Dunia
Thailand Umumkan Status Darurat Militer, Sekolah di Perbatasan Ditutup
Thailand telah menutup sementara 751 sekolah di wilayah perbatasan Kamboja di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Sebagian besar sekolah yang ditutup terletak di provinsi perbatasan Sisaket.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Thailand Umumkan Status Darurat Militer, Sekolah di Perbatasan Ditutup
Bagikan