Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
  Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang

Ilustrasi Topan.(foto: Instagram @taipei_times/CWA)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM — BANJIR besar akibat terpaan Topan Kalmaegi memorakporandakan Filipina. Pejabat Filipina mengatakan pada Kamis (6/11) bahwa jumlah korban tewas akibat banjir besar dan kerusakan parah di wilayah tengah negara itu telah meningkat menjadi sedikitnya 114 orang, dengan 127 orang dilaporkan hilang. Mayoritas korban berasal dari provinsi yang baru saja pulih dari gempa mematikan.

Sebagian besar korban jiwa dilaporkan di Provinsi Cebu, yang dihantam Kalmaegi pada Selasa. “Topan itu memicu banjir bandang dan menyebabkan sungai serta saluran air lainnya meluap,” kata Bernardo Rafaelito Alejandro IV, wakil administrator dari Kantor Pertahanan Sipil, dikutip The Korea Times.

Kalmaegi bergerak menjauh dari Provinsi Palawan bagian barat menuju Laut Cina Selatan sebelum Rabu siang dan kini tengah melaju ke arah Vietnam.

Di antara korban tewas terdapat enam orang yang meninggal setelah helikopter Angkatan Udara Filipina jatuh di Provinsi Agusan del Sur pada Selasa. Pihak militer menyebut kru helikopter tersebut sedang dalam perjalanan untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke provinsi-provinsi yang dilanda Kalmaegi. Meski begitu, penyebab kecelakaan belum diketahui.

Pejabat provinsi mengatakan Kalmaegi memicu banjir bandang dan membuat sungai serta aliran air lain meluap. Banjir itu menenggelamkan permukiman warga, memaksa penduduk memanjat ke atap rumah mereka dan memohon untuk diselamatkan saat air terus naik. Sedikitnya 71 orang tewas di Cebu, sebagian besar karena tenggelam, sedangkan 65 lainnya dilaporkan hilang dan 69 orang terluka. Selain itu, 62 orang lainnya juga dilaporkan hilang di provinsi tetangga Negros Occidental, yang terletak dekat Cebu.

Baca juga:

8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina



“Kami sudah melakukan semua yang kami bisa untuk menghadapi topan ini, tapi, kamu tahu, selalu ada hal-hal tak terduga seperti banjir bandang,” kata Gubernur Cebu Pamela Baricuatro kepada The Associated Press.

Caloy Ramirez, seorang relawan penyelamat, mengatakan banjir besar yang dipicu topan itu mengubah kawasan permukiman elite di tepi sungai di Kota Cebu pada Selasa menjadi pemandangan yang mengenaskan, dengan SUV terbalik dan rumah-rumah porak-poranda. Warga mengatakan air banjir menenggelamkan lantai pertama rumah mereka hanya dalam hitungan menit, membuat mereka panik dan berlari ke lantai atas atau ke atap rumah.

“Kami selalu bersiap menghadapi yang terburuk, dan apa yang saya lihat kemarin benar-benar yang terburuk,” kata Ramirez.

Baricuatro menyebut masalah banjir tersebut mungkin diperparah bertahun-tahun aktivitas penambangan pasir dan batuyang menyebabkan pendangkalan sungai, serta proyek pengendalian banjir berkualitas rendah di Provinsi Cebu. Sebuah skandal korupsi yang melibatkan proyek pengendalian banjir palsu atau tidak sesuai standar di seluruh Filipina bahkan telah memicu kemarahan publik dan protes jalanan dalam beberapa bulan terakhir.

Cebu, sebuah provinsi padat penduduk dengan lebih dari 2,4 juta jiwa, telah menyatakan status bencana agar pemerintah dapat menyalurkan dana darurat dengan lebih cepat. Provinsi ini masih dalam masa pemulihan dari gempa bermagnitudo 6,9 yang terjadi pada 30 September. Gempa dahsyat itu menewaskan sedikitnya 79 orang dan membuat ribuan warga kehilangan tempat tinggal akibat rumah yang runtuh atau rusak parah.

“Ribuan warga Cebu bagian utara yang sebelumnya mengungsi karena gempa telah dipindahkan ke tempat penampungan yang lebih kokoh daripada tenda-tenda darurat sebelum topan menghantam,” kata Baricuatro. Ia menambahkan bahwa kota-kota di utara yang hancur akibat gempa sebagian besar tidak terkena dampak banjir akibat Kalmaegi.

Sebelum Kalmaegi mendarat, pejabat setempat mengatakan lebih dari 387.000 orang telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman di provinsi-provinsi bagian timur dan tengah Filipina. Kapal feri dan perahu nelayan dilarang berlayar karena laut semakin bergelombang, membuat lebih dari 3.500 penumpang dan sopir truk barang terdampar di hampir 100 pelabuhan, menurut penjaga pantai. Sedikitnya 186 penerbangan domestik dibatalkan.

Filipina setiap tahun dihantam sekitar 20 topan dan badai, selain sering mengalami gempa bumi dan memiliki lebih dari selusin gunung berapi aktif, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.

Sementara itu, Vietnam bagian tengah, yang masih berjuang akibat hujan deras selama berhari-hari yang memicu banjir bandang dan tanah longsor, kini bersiap menghadapi hujan lebih deras saat Kalmaegi semakin mendekat. Kapal-kapal nelayan telah kembali ke pelabuhan, sedangkan pemerintah daerah menyiapkan rencana evakuasi, mengamankan tempat penampungan, dan menimbun persediaan makanan.(dwi)

Baca juga:

Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang

#Filipina #Angin Topan #Badai
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Mayoritas korban berasal dari provinsi yang baru saja pulih dari gempa mematikan.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
  Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Indonesia
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Perusahaan BUMN sektor konstruksi, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), resmi ditunjuk sebagai kontraktor utama internasional dalam proyek Malolos–Clark Railway Contract Package S-01 (CP S01) di Filipina.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Dunia
Badai Melissa Melintasi Kuba, Haiti, dan Jamaika, Tewaskan Puluhan Orang dan Tinggalkan Jejak Kehancuran
Di jalur yang dilintasi Melissa, rumah-rumah tanpa atap, tiang listrik tumbang, dan furnitur yang terendam air mendominasi pemandangan pada Rabu (29/10).
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
 Badai Melissa Melintasi Kuba, Haiti, dan Jamaika, Tewaskan Puluhan Orang dan Tinggalkan Jejak Kehancuran
Dunia
Badai Melissa Mengamuk di Jamaika, Disebut Badai Terkuat di 2025
Menurut Pusat Badai Nasional AS (NHC), Badai Melissa saat ini berjarak sekitar 233 kilometer di barat daya ibu kota Kingston.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
 Badai Melissa Mengamuk di Jamaika, Disebut Badai Terkuat di 2025
Dunia
8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina
Badai Fengshen juga menyebabkan banjir dan tanah longsor di Filipina bagian tengah dan selatan.
Frengky Aruan - Senin, 20 Oktober 2025
8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina
Indonesia
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada
Saat ini, terdapat sekitar 8.700 WNI yang menetap di Filipina bagian selatan, atau di daerah dekat pusat gempa.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada
Indonesia
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Guncangan gempa sempat memicu peringatan dini tsunami di sembilan kabupaten dan kota di wilayah Sulut, Malut, hingga Papua.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Dunia
Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas
Kedalaman gempa berada di sekitar 10 km dan mencatat adanya beberapa gempa susulan, dengan yang terkuat mencapai magnitudo 6.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
  Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas
Dunia
Melemah, Topan Ragasa masih Jadi Ancaman Besar di Guangdong
Badan Meteorologi China melaporkan kecepatan angin maksimum mencapai 176 km/jam dengan embusan hingga 268 km/jam.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Melemah, Topan Ragasa masih Jadi Ancaman Besar di Guangdong
Dunia
Topan Ragasa Bikin Banjir Bandang 'Tsunami dari Gunung' di Taiwan, Lepaskan 15,4 Juta Ton Air
Ahli geologi sebut sekira 6.000 kolam renang ukuran Olimpiade tumpah saat bendungan alami itu runtuh.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
 Topan Ragasa Bikin Banjir Bandang 'Tsunami dari Gunung' di Taiwan, Lepaskan 15,4 Juta Ton Air
Bagikan