Pemerintah Didorong Tingkatkan Kesiapsiagaan di Laut Natuna Utara, Ada Apa?

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 03 Agustus 2020
Pemerintah Didorong Tingkatkan Kesiapsiagaan di Laut Natuna Utara, Ada Apa?

Laut China Selatan. (Foto: Screenshot Google Map)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan, mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan di Laut Natuna Utara, menyusul memanasnya situasi terkait Laut China Selatan.

"Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap Natuna Utara," kata Syarief Hasan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/8).

Baca Juga:

Indonesia Ajak ASEAN Patroli Bersama di Laut China Selatan, Ini Komentar Beijing

Konflik Laut China Selatan diakibatkan oleh perseteruan antara dua negara besar yakni Tiongkok dan Amerika Serikat. Tiongkok yang membuat klaim sepihak terhadap Laut China Selatan berdasarkan nine dash line menyebabkan Amerika Serikat turut ikut campur.

Kondisi ini juga mungkin berpotensi menjadi perang terbuka di Perairan China Selatan. Pemerintah diminta memberikan perhatian khusus terhadap Natuna Utara.

Menurutnya, militer di Natuna Utara secara khusus dan Indonesia secara umum harus ditingkatkan untuk mempertahankan wilayah Indonesia jika ada gangguan atau melewati atau masuk wilayah Indonesia saat sewaktu-waktu terjadi perang terbuka.

"Indonesia tidak menginginkan terjadi adanya perang terbuka di Laut China Selatan karena seluruh negara Asia Tenggara akan merasakan dampaknya, termasuk Indonesia. Sehingga, untuk itu perlu perhatian khusus dalam membangun kekuatan militer untuk meminimalisir bahkan mencegah terjadi perang terbuka," ujar Syarief Hasan.

Ilustrasi: Iring-iringan kapal perang dan helikopter TNI di perairan Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Minggu (24/9). (Foto: ANTARA/Serka Mar Kuwadi)

Dia mengatakan potensi perang terbuka memang semakin terlihat ketika Amerika Serikat mengirim dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan untuk menjalani latihan tempur. Tak cuma dua kapal induk, Angkatan Laut Amerika Serikat juga mengerahkan dua kapal penjelajah dan dua kapal perusak dalam latihan yang digelar pada 23 Juli 2020.

Dia mengatakan Tiongkok juga melakukan latihan militer dua hari setelah latihan gabungan Amerika Serikat, Australia, dan Jepang selesai digelar. Tiongkok yang sejak awal membangun pangkalan militer di pulau buatan di Laut China Selatan mengirimkan dua pesawat pembomnya untuk menggertak Amerika Serikat dan Australia di Laut China Selatan.

Baca Juga:

Filipina-Tiongkok Lakukan Perundingan Soal Laut China Selatan

Indonesia, sebagaimana dikutip Antara, harus membangun kekuatan militer untuk memberikan rasa aman, dan menguatkan pertahanan Indonesia terutama di perbatasan. Meski demikian, ia menilai Indonesia harus mengedepankan diplomasi untuk menghindari potensi terjadi, terutama di Laut China Selatan yang berbatasan dengan Perairan Natuna Utara.

“Pemerintah harus mengambil pembelajaran diplomasi ala SBY dengan semangat million friends and zero enemy. Akan tetapi, jika memang terpaksa ada perang terbuka, maka Indonesia juga harus memperkuat militernya untuk melindungi wilayah Indonesia dari dampak perang," ujar Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini. (*)

#Laut China Selatan #Syarif Hasan
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional
Hal itu termasuk hubungan antara CoC dan Deklarasi Perilaku (DoC) yang tidak mengikat di Laut China Selatan;
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 15 Juli 2025
ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional
Indonesia
Bakamla Tepis Isu Kapal Penjaga Pantai China Kembali Terobos Natuna Utara
Irvansyah memastikan kapal-kapal Bakamla secara bergantian terus berpatroli di Laut Natuna Utara setiap harinya.
Wisnu Cipto - Senin, 18 November 2024
Bakamla Tepis Isu Kapal Penjaga Pantai China Kembali Terobos Natuna Utara
Indonesia
Legislator PDIP Kritik Joint Statement RI-China Bisa Perkeruh Situasi Laut China Selatan
Isi dari poin sembilan joint statement antara Prabowo dengan Xi Jinping terkait kerja sama maritim.
Wisnu Cipto - Rabu, 13 November 2024
Legislator PDIP Kritik Joint Statement RI-China Bisa Perkeruh Situasi Laut China Selatan
Indonesia
Kapal China Ganggu Kegiatan Survei Pertamina di Laut Natuna Utara
Kapal tersebut, terdeteksi berada di baringan 125 derajat dengan jarak 7,3 nautical miles (nm), masuk dalam landas kontinen Indonesia di Laut Natuna Utara.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Oktober 2024
Kapal China Ganggu Kegiatan Survei Pertamina di Laut Natuna Utara
Indonesia
Indonesia Butuh Kerja Sama Regional Jaga Keamanan Laut
Menjaga stabilitas kawasan menjadi salah satu fokus yang penting.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 25 September 2024
Indonesia Butuh Kerja Sama Regional Jaga Keamanan Laut
Indonesia
Indonesia Lolos dari Ancaman Siklon Yagi di Laut China Selatan
Siklon Yagi memiliki kecepatan maksimum 50 knot atau 95 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 990 hPa.
Wisnu Cipto - Rabu, 04 September 2024
Indonesia Lolos dari Ancaman Siklon Yagi di Laut China Selatan
Dunia
Malaysia Tolak Klaim Perbatasan Maritim Baru Filipina Rambah Sabah
Filipina baru-baru ini telah mendaftarkan haknya atas landas kontinen yang diperluas di wilayah Palawan Barat Laut China Selatan.
Wisnu Cipto - Senin, 08 Juli 2024
Malaysia Tolak Klaim Perbatasan Maritim Baru Filipina Rambah Sabah
Dunia
China Siapkan Hak Veto Tolak Perluasan Landas Kontinen Filipina
Filipina telah meminta persetujuan PBB guna memperluas landas kontinennya di wilayah Laut China Selatan.
Wisnu Cipto - Rabu, 19 Juni 2024
China Siapkan Hak Veto Tolak Perluasan Landas Kontinen Filipina
Dunia
100 Juta Ton Cadangan Minyak & Gas Bumi Baru Ditemukan di Laut China Selatan
Rata-rata kedalaman laut di kawasan ladang minyak itu mencapai sekitar 500 meter
Wisnu Cipto - Minggu, 10 Maret 2024
100 Juta Ton Cadangan Minyak & Gas Bumi Baru Ditemukan di Laut China Selatan
Dunia
Tiongkok Bantah Klaim AS Soal Pernyataan Prabowo Terkait Laut China Selatan
Menhan Prabowo Subianto diketahui melawat ke AS pekan lalu untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang komitmen pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Agustus 2023
Tiongkok Bantah Klaim AS Soal Pernyataan Prabowo Terkait Laut China Selatan
Bagikan