Malaysia Tolak Klaim Perbatasan Maritim Baru Filipina Rambah Sabah

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Senin, 08 Juli 2024
Malaysia Tolak Klaim Perbatasan Maritim Baru Filipina Rambah Sabah

Foto udara yang diambil pada 12 Mei 2024 ini memperlihatkan sejumlah kapal Penjaga Pantai China (CCG) berlayar saat pelatihan di Laut China Selatan (ANTARA/Xinhua/Rao Bin.)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pemerintah Kerajaan Malaysia menolak klaim baru perbatasan maritim Filipina di wilayah Palawan Barat kawasa Laut China Selatan.

"Malaysia adalah negara berdaulat independen yang akan melawan klaim apa pun atas wilayah kami," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan seperti dilaporkan harian lokal berbahasa Inggris, Star, dikutip Senin (8/7).

Filipina baru-baru ini telah mendaftarkan haknya atas landas kontinen yang diperluas di wilayah Palawan Barat Laut China Selatan. Mereka menetapkan daerah-daerah dasar laut yang dianggapnya mengandung hak kedaulatan dan eksklusif mereka untuk mendayagunakan sumber-sumber daya alam di wilayah tersebut.

Namun, dalam nota diplomatik yang diajukan Filipina ke PBB itu tumpang tindih dengan wilayah Negara Bagian Sabah, milik Malaysia. Sebaliknya, Malaysia sendiri telah mengajukan nota diplomatik kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akhir bulan lalu untuk menolak klaim yang disampaikan Filipina.

Baca juga:

100 Juta Ton Cadangan Minyak & Gas Bumi Baru Ditemukan di Laut China Selatan



"Dalam catatannya, Filipina mengeklaim bahwa perbatasan lautnya melewati Sabah. Kalau ini dijadikan tolok ukur, berarti Sabah diklaim milik Filipina," kritik Menlu Malaysia yang akrab disapa Tol Mat itu

Lebih jauh, Tok Mat menekankan Sabah dan Sarawak resmi menjadi bagian Malaysia puluhan tahun lalu dan bahwa status itu diakui PBB. "Kami adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dan tidak ada seorang pun yang bisa datang dan mengeklaim wilayah mana pun," tandasnya, dilansir Antara.

Kontroversi kepemilikan Sabah, yang terletak di ujung utara Kalimantan, tersebut bermula dari perjanjian era kolonial. Malaysia memasukkan Sabah pada 1963. Langkah Malaysia itu mendorong Manila untuk mengajukan klaim resmi, dengan membawa alasan bahwa Sabah secara "sah" merupakan milik Filipina.

Namun, Kuala Lumpur menyatakan bahwa wilayah tersebut secara sah diserahkan oleh Inggris kepada Malaysia. Perselisihan tersebut terus berlanjut dan secara berkala berkobar karena nota diplomatik, tindakan hukum, dan bahkan invasi bersenjata. (*)

#Laut China Selatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Dunia
ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional
Hal itu termasuk hubungan antara CoC dan Deklarasi Perilaku (DoC) yang tidak mengikat di Laut China Selatan;
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 15 Juli 2025
ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional
Indonesia
Bakamla Tepis Isu Kapal Penjaga Pantai China Kembali Terobos Natuna Utara
Irvansyah memastikan kapal-kapal Bakamla secara bergantian terus berpatroli di Laut Natuna Utara setiap harinya.
Wisnu Cipto - Senin, 18 November 2024
Bakamla Tepis Isu Kapal Penjaga Pantai China Kembali Terobos Natuna Utara
Indonesia
Legislator PDIP Kritik Joint Statement RI-China Bisa Perkeruh Situasi Laut China Selatan
Isi dari poin sembilan joint statement antara Prabowo dengan Xi Jinping terkait kerja sama maritim.
Wisnu Cipto - Rabu, 13 November 2024
Legislator PDIP Kritik Joint Statement RI-China Bisa Perkeruh Situasi Laut China Selatan
Indonesia
Kapal China Ganggu Kegiatan Survei Pertamina di Laut Natuna Utara
Kapal tersebut, terdeteksi berada di baringan 125 derajat dengan jarak 7,3 nautical miles (nm), masuk dalam landas kontinen Indonesia di Laut Natuna Utara.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Oktober 2024
Kapal China Ganggu Kegiatan Survei Pertamina di Laut Natuna Utara
Indonesia
Indonesia Butuh Kerja Sama Regional Jaga Keamanan Laut
Menjaga stabilitas kawasan menjadi salah satu fokus yang penting.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 25 September 2024
Indonesia Butuh Kerja Sama Regional Jaga Keamanan Laut
Indonesia
Indonesia Lolos dari Ancaman Siklon Yagi di Laut China Selatan
Siklon Yagi memiliki kecepatan maksimum 50 knot atau 95 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 990 hPa.
Wisnu Cipto - Rabu, 04 September 2024
Indonesia Lolos dari Ancaman Siklon Yagi di Laut China Selatan
Dunia
Malaysia Tolak Klaim Perbatasan Maritim Baru Filipina Rambah Sabah
Filipina baru-baru ini telah mendaftarkan haknya atas landas kontinen yang diperluas di wilayah Palawan Barat Laut China Selatan.
Wisnu Cipto - Senin, 08 Juli 2024
Malaysia Tolak Klaim Perbatasan Maritim Baru Filipina Rambah Sabah
Dunia
China Siapkan Hak Veto Tolak Perluasan Landas Kontinen Filipina
Filipina telah meminta persetujuan PBB guna memperluas landas kontinennya di wilayah Laut China Selatan.
Wisnu Cipto - Rabu, 19 Juni 2024
China Siapkan Hak Veto Tolak Perluasan Landas Kontinen Filipina
Dunia
100 Juta Ton Cadangan Minyak & Gas Bumi Baru Ditemukan di Laut China Selatan
Rata-rata kedalaman laut di kawasan ladang minyak itu mencapai sekitar 500 meter
Wisnu Cipto - Minggu, 10 Maret 2024
100 Juta Ton Cadangan Minyak & Gas Bumi Baru Ditemukan di Laut China Selatan
Dunia
Tiongkok Bantah Klaim AS Soal Pernyataan Prabowo Terkait Laut China Selatan
Menhan Prabowo Subianto diketahui melawat ke AS pekan lalu untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang komitmen pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Agustus 2023
Tiongkok Bantah Klaim AS Soal Pernyataan Prabowo Terkait Laut China Selatan
Bagikan