Dipanggil DPRD, Begini Penjelasan Arsitek Pemenang Desain Revitalisasi Monas

Rabu, 12 Februari 2020 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Komisi D DPRD DKI Jakarta memanggil Arsitek pemenang desain revitalisasi kawadan Monumen Nasional (Monas), Deddy Wahjudi. Pemanggilan itu untuk menggali konsep desain Monas yang dibuatnya.

Deddy mengatakan, hasil renovasi nanti dapat membuat warga lebih nyaman dan bisa lebih mendekatkan dengan monumen Tugu Monas dengan para pengunjung.

Baca Juga:

PSI Minta Inspektorat DKI Audit Penebangan Pohon Saat Revitalisasi Monas

"Orang mengira Monas di dalam pagar, jadi orang terbatas untuk bisa masuk ke area Monas, kami usulkan karena melalui sebuah riset yang kami bimbing di ITB, menyebutkan monumentalitas itu sekarang adalah orang diajak lebih dekat kepada monumen (Tugu Monas)," ujar Deddy di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (12/2).

Arsitek Deddy Wahjudi dipanggil Komisi D DPRD DKI Jakarta
Deddy Wahjudi memberikan penjelasan kepada Komisi D DPRD DKI Jakarta terkait desain revitalisasi Monas (MP/Asropih)

Menurut Deddy, desain itu tak akan mengubah nilai sejarah pada kawasan cagar budaya tersebut. Salah satunya ialah mempertahankan area tengah atau Ruang Agung.

"Kami usulkan untuk bisa sehari-sehari lebih masuk ke ring dalam, dan area semiprivate itu ada di dalam ini yang kita sebut Ruang Agung saat ini," paparnya.

Deddy menuturkan, ada beberapa lokasi yang mengalami perubahan yakni Lenggang Jakarta yang kini berada di sisi selatan dekat pintu IRTI akan dipindah ke sisi timur atau di dekat Stasiun Gambir.

Kemudian, lanjut dia, kawasan Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI) akan dihijaukan untuk menambah ruang terbuka hijau (RTH) di sana.

"Kita usul Pemprov DKI bisa kolaborasi dengan KAI gimana Stasiun Gambir jadi bagian Plaza Timur. Di kanan kita tempatkan Lenggang Jakarta yang dipindah dari selatan," jelasnya.

Baca Juga:

Kontraktor Proyek Revitalisasi Monas Bantah Tudingan PSI Soal Perusahaan Bodong

Untuk di sisi selatan, kata dia, nanti akan dibangun pelataran upacara. Selanjutnya, sisi barat akan dibangun stasiun MRT. Sementara, di sisi utara yang berada di seberang Istana Kepresidenan akan menjadi lokasi penampungan rusa yang tadinya di sisi Selatan.

"(Penampungan) rusa yang ada di selatan kita usul pindah ke utara sehingga aktivitas publik lebih direduksi di sini dan jadi kepada kegiatan yang lebih private ke Istana," pungkas Deddy.(Asp)

Baca Juga:

Temukan Sejumlah Kejanggalan DPRD Minta Pemprov DKI Hentikan Revitalisasi Monas

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan