Mengapa Bungkus Plastik Berisik? Ini Jawabannya

P Suryo RP Suryo R - Senin, 03 April 2023
Mengapa Bungkus Plastik Berisik? Ini Jawabannya

Suara berisik dari lembaran plastik yang kusut dinamakan 'klik'. (Unsplash/Graphic Wanderings)

Ukuran:
14
Audio:

BAYANGKAN ingin makan makanan ringan di tengah malam. Kamu pergi ke dapur mengendap-ngendap untuk membuka sebungkus keripik kentang. Kamu sudah berusaha untuk membukanya perlahan-lahan, tetapi masih saja terdengar sangat berisik hingga membangunkan kucingmu yang sedang tidur.

Lantas kamu berpikir, "Bagaimana bisa tetap berisik padahal aku sudah berhati-hati?"

Baca Juga:

5 Hal yang Harus Kamu Tahu Mengapa Plastik Bisa Menghancurkan Laut!


Menurut laman scienceabc, suara berisik dari lembaran plastik yang kusut dinamakan 'klik'. Klik terjadi ketika lembaran plastik menjadi kusut tertekuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Seperti bungkus permen dalam keadaan stabilnya hingga kamu merusaknya.

Sebagian besar kemasan plastik, dari bungkus permen hingga plastik belanjaan terbuat dari polimer. Seperti polietilen, mylar, atau plastik. Lembaran tipis dari polimer ini bagus untuk kemasan produk, tetapi pada saat yang sama sangat berisik.

Selain itu, benda ini tipis, tetapi kuat. Kamu tidak dapat meregangkannya seperti karet, kamu juga tidak dapat mematahkannya dengan menekuknya.

Tiap tiap keadaan plastik polimer ini memiliki energi potensial. Saat kita memelintir atau menekuk lembaran plastik, apa yang kita lakukan disimpan sebagai energi potensial. Namun, ada batasan jumlah energi yang dapat disimpan oleh satu bentuk.

Baca Juga:

Limbah Plastik Berpotensi Menjadi Salah Satu Sumber Bahan Bakar

plastik
Lembaran tipis dari polimer ini bagus untuk kemasan produk. (Unsplash/Amanda Lim)

Ketika energi melebihi batasan, lembaran itu langsung masuk ke bentuk lain dan melepaskan sejumlah energi prosesnya, yang kita dengar sebagai 'klik'.

Fisikawan Eric Kramer mengatakan, “Kamu dapat membuka bungkus itu selambat mungkin, tetapi setiap gerakan akan selalu disertai dengan satu klik dan tidak ada yang dapat kamu lakukan tentang itu."

Sebenarnya, plastik bungkusan tidak terus menerus berderak, tetapi tergantung dengan intensitasnya yang berbeda-beda.

Intensitas suara ini tergantung pada bentuknya. Saat lipatan yang lebih besar pecah, mereka menghasilkan suara yang lebih keras, sedangkan lipatan yang lebih kecil menghasilkan suara yang lebih redup.

Sekedar info saja, plastik konvensional terbuat dari bahan bakar fosil yang merupakan produk dari industri minyak dan gas. Plastik terbuat dari minyak bumi sampingan, tepatnya dari etana dan propana cairan gas alam atau Natural Gas Liquids (NGLs) yang diekstraksi.

Etana akan dibuat menjadi etilena yang merupakan fondasi dari polietilena, plastik paling umum digunakan di dunia untuk pembuatan botol, kemasan barang, dan pakaian sintetis. Kemudian propana diolah oleh perusahaan dehidrogenasi menjadi propilena. Olahan ini merupakan fondasi polipropilen yang biasa dijadikan sebagai bahan kemasan makanan dan manufaktur perusahaan.

Jutaan tahun untuk memproduksi bahan bakar fosil tersebut. Produk turunannya hanya dipakai dalam beberapa waktu. Namun butuh waktu lama Membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk, nampaknya bahan bakar fosil yang masih harus ditambang dan diproduksi lagi tidak setimpal jika hanya dijadikan sebagai plastik sekali pakai yang kadang hanya digunakan selama beberapa menit. (Kmp)

Baca Juga:

Ekonomi Sirkular sebagai Solusi Banjir Sampah Plastik di Indonesia

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan