Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menyapa warga saat Ultah-nya, Sabtu (21/6). (MP/Ismail)
MERAHPUTIH.COM — PRESIDEN Jokowi diketahui tengah mengalami reaksi alergi. Ajudan Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah mengatakan Jokowi mengalami peradangan akibat alergi.
“Itu alergi (penyakit) menyebabkan adanya peradangan, tapi saat ini proses pemulihannya mulai membaik. Sangat membaik. Iya,” kata Syarif, di kediaman Jokowi, Minggu (22/6).
Seperti halnya yang dialami Jokowi, gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele. Hay fever atau rinitis alergi musiman biasanya berwujud hidung berair, mata gatal, hingga asma yang memburuk. Meski tampak sepele, semua gejala alergi tersebut kini menjadi ancaman kesehatan. Biang keladinya tak lain dan tak bukan ialah perubahan iklim.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) di bawah naungan PBB, seperti dilaporkan The Korea Times, menemukan perubahan iklim telah mulai mengubah produksi dan distribusi serbuk sari serta spora. Karena embun beku musim dingin mencair lebih awal dan cuaca musim semi menjadi lebih hangat, tanaman dan pohon berbunga lebih cepat. Banyak studi menunjukkan hal itu memperpanjang musim serbuk sari.
Selain itu, polusi udara juga dapat meningkatkan sensitivitas manusia terhadap alergen. Di saat yang sama, spesies invasif menyebar ke wilayah baru dan menyebabkan gelombang alergi yang baru. Semakin banyak orang, khususnya di negara-negara industri, melaporkan mengalami gejala alergi dalam beberapa dekade terakhir. Sekitar seperempat orang dewasa di Eropa menderita alergi yang ditularkan melalui udara, termasuk asma berat, sedangkan di kalangan anak-anak, proporsinya mencapai 30 hingga 40 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap angka itu diperkirakan akan meningkat hingga setengah dari populasi Eropa pada 2050. “Kita sedang dalam krisis karena alergi sedang meledak,” kata Presiden Serikat Dokter Alergi Prancis Severine Fernandez.
Sebelumnya, saat musim serbuk sari, penderita alergi hanya mengalami hay fever, meskipun bisa berlangsung selama bertahun-tahun. “Sekarang kondisi itu bisa berkembang asma hanya dalam satu atau dua tahun,” ujar Fernandez.
Baca juga:
Iritasi Serbuk Sari Penyebab Alergi
Laporan WMO pada 2023 menyebut perubahan iklim memengaruhi penderita alergi dalam berbagai cara. Kadar karbon dioksida yang meningkat, salah satunya karena gas rumah kaca utama yang dihasilkan pembakaran bahan bakar fosil, mendorong pertumbuhan tanaman. Pada akhirnya, hal itu meningkatkan produksi serbuk sari.
Polusi udara tidak hanya mengiritasi saluran pernapasan orang yang terpapar, tetapi juga menyebabkan stres pada tanaman. Stres itu membuat tanaman menghasilkan serbuk sari yang lebih banyak dan lebih mengiritasi. Ahli aerobiologi di Universitas Lille Nicolas Visez mengatakan setiap spesies tanaman merespons secara berbeda terhadap berbagai faktor seperti ketersediaan air, suhu, dan konsentrasi karbon dioksida.
Pohon birch, misalnya, akan mengering ketika musim panas menjadi lebih panas dan kering, sedangkan cuaca panas menyebabkan ragweed, tanaman invasif yang sangat membuat alergi, berkembang pesat. “Tidak diragukan lagi bahwa perubahan iklim berdampak,” kata Visez.
Dalam studi yang diterbitkan pada 2017, para peneliti memperkirakan alergi terhadap ragweed akan lebih dari dua kali lipat di Eropa pada 2041–2060 akibat perubahan iklim. Hal itu meningkatkan jumlah penderita dari 33 juta menjadi 77 juta orang.
Penulis studi menyebutkan bahwa tingginya konsentrasi serbuk sari serta musim serbuk sari yang lebih panjang dapat memperparah gejala.(dwi)
Baca juga:
Jokowi Akui Alergi Kulit, tetapi Tidak Sampai Ganggu Aktivitas
Bagikan
Berita Terkait
Polda Metro Gelar Perkara Khusus Tunjukkan Ijazah Asli, Jokowi: soal Maaf Urusan Pribadi
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Gelar Syukuran setelah Roy Suryo Dipenjara atas Kasus Dugaan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
Amien Rais, Refly Harun, dan Rismon Datangi PN Solo untuk Sidang Ijazah Palsu
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ditetapkan sebagai Bencana Nasional oleh Pemerintah
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
Ribuan Jejak Kaki Dinosaurus Ditemukan di Pegunungan Italia, Polanya Rapi bahkan Membentuk Pertahanan
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi