Limbah Plastik Berpotensi Menjadi Salah Satu Sumber Bahan Bakar
Tempat pembuangan sampah di seluruh dunia berpotensi menjadi ladang minyak di masa depan. (Pexels/Tom Fisk)
TEMPAT pembuangan sampah di seluruh dunia berpotensi menjadi ladang minyak di masa depan. Ikatan kimia yang membentuk plastik dibuat untuk bertahan lama dan dari tujuh miliar ton yang pernah dibuat, kurang dari 10% yang didaur ulang.
Di seluruh dunia, lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi setiap tahun. Saat ini, sekitar 85% berakhir di TPA atau hilang ke lingkungan dan akan bertahan selama ratusan, mungkin ribuan tahun.
Baca Juga:
“Secara efektif, plastik adalah bentuk lain dari bahan bakar fosil,” kata profesor energi berkelanjutan di Universitas Cambridge Prof Reisner yang dikutip dari BBC.
Sekarang, tantangannya adalah menemukan cara terbaik untuk memutuskan ikatan kimia dalam plastik dan merebut kembali sumber daya berharga Bumi yang terkunci di dalam plastik.
Daur ulang mekanis, yakni limbah plastik dicuci, diparut, dilelehkan, dan dibentuk kembali akan menurunkan kualitas plastik dari waktu ke waktu dan menghasilkan produk dengan kualitas yang tidak konsisten.
Industri plastik tertarik pada daur ulang bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengubah struktur kimia limbah plastik menjadi zat yang dapat digunakan sebagai bahan baku. Bisa jadi membuat bahan bakar seperti bensin atau solar.
Baca Juga:
Prof Reisner dan timnya telah mengembangkan sebuah proses yang tidak hanya dapat mengubah satu, tetapi dua aliran limbah plastik dan CO2 menjadi dua produk kimia pada saat yang sama. Teknologi ini mengubah CO2 dan plastik menjadi syngas atau komponen utama bahan bakar berkelanjutan seperti hidrogen. Hasil teknologi ini juga menghasilkan asam glikolat, yang banyak digunakan dalam industri kosmetik.
Selain itu, Prof Reiner mengatakan sistemnya dapat menangani sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang. "Biasanya, plastik yang terkontaminasi limbah makanan akan dibakar, tetapi plastik ini sangat baik untuk kita. Faktanya, makanan adalah substrat yang baik sehingga membuat proses kita berjalan lebih baik," kata Prof Reiner yang dikutip dari BBC.
Para peneliti di seluruh dunia sedang mencari cara untuk mengubah plastik yang tidak diinginkan menjadi sesuatu yang berguna. Elemen plastik dapat dibuat ulang menjadi produk baru termasuk deterjen, pelumas, cat, dan pelarut , dan senyawa biodegradable untuk digunakan dalam aplikasi biomedis. (vca)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Xiaomi 17 Ultra Paling Cepat Bisa Dipesan Mulai Desember, tak Perlu Menunggu hingga 2026!
Sopir Truk Sampah Meninggal Jantungan Antre di Bantar Gebang, Fasilitas Istirahat TPST Disorot
Antrean Horor Bantar Gebang Renggut Nyawa Sopir Truk, Nasib Beasiswa Anak Almarhum Jadi Prioritas Pemprov DKI
Render Samsung Galaxy S26 Series Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan!
Xiaomi 17 Ultra Leica Leitzphone Edition Muncul di GSMA, Ditunggu-tunggu Pencinta Fotografi!
Gambar Xiaomi 17 Ultra Bocor sebelum Rilis, Dibekali Baterai 6.000mAh
Samsung Bakal Gelar 'The First Look' Jelang CES 2026, Galaxy Z TriFold Segera Unjuk Gigi?
Desain Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Siap Bikin Gebrakan Lewat Tombol Khusus AI!
26 Ton Sampah Mayoritas Plastik Hasil Reuni 212 Diangkut 600 Pasukan Oranye, Bikin Petugas Lembur
Vivo S50 Pro Mini Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 8 Gen 5?