MerahPutih.com - Siapa sih yang bisa tahan melihat anak anjing terjatuh berguling dengan lucunya atau simpanse tersenyum lebar?
Konten hewan lucu memang jadi primadona di media sosial. Tapi ternyata, efeknya lebih dari sekadar hiburan singkat.
"Sebuah studi dari Concordia University menemukan bahwa membagikan gambar atau video hewan menggemaskan di media sosial bisa memperkuat hubungan digital kita, baik dengan teman, keluarga, maupun komunitas daring," tulis newsweek.com (11/6).
Menariknya, para peneliti membandingkan kebiasaan ini dengan perilaku "pebbling" pada penguin.
Di alam liar, penguin memberikan kerikil (yang langka di Antartika) kepada pasangannya sebagai bentuk kasih sayang dan komitmen.
Nah, membagikan konten hewan lucu di medsos dianggap sebagai bentuk modern dari kasih sayang itu.
Bahkan, sekitar 50 persen pengguna media sosial di dunia mengaku tujuan utama mereka nge-share adalah untuk tetap terhubung dengan orang-orang tercinta.
Baca juga:
Studi ini membedah proses konten lucu jadi viral. Pertama adalah indexicalization, yaitu ketika gambar/video diberi konteks emosional lewat caption atau hashtag.
Lalu re-indexicalization, saat konten dibagikan dan mendapat respons emosional dari audiens terdekat. Terakhir, decontextualization, ketika konten tersebut menjadi lebih umum dan relatable, seperti meme yang viral.
“Temuan kami menunjukkan bahwa peran hewan peliharaan sebagai pelumas sosial juga berlaku di dunia digital,” tulis peneliti Concordia University.
Hal serupa juga bisa terjadi pada konten lain, seperti makanan atau video anak lucu.
Jadi, lain kali kamu share video kucing tidur atau anjing pakai baju, ingat, kamu sedang mempererat ikatan digital juga! (dru)
Baca juga: