Demokrat Desak Jokowi tak Tutup Telinga Dengar Jeritan WP KPK

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 14 September 2019
Demokrat Desak Jokowi tak Tutup Telinga Dengar Jeritan WP KPK

Presiden Jokowi didampingi Mensesneg dan Kepala Staf Kepresidenan menyampaikan keterangan pers terkait revisi UU KPK, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/9) pagi. (Foto: BPMI Setpres)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Polemik soal inrernal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin panas. Yang teranyar, tiga dari lima pimpinan lembaga antirasuah itu menyerahkan mandat kepada Presiden Joko Widodo karena merasa mendapatkan gempuran dari sejumlah sisi.

Wasekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief berharap agar Presiden Joko Widodo bersedia mendengarkan keluh kesah pegawai KPK. Khususnya terkait dengan sikap protes mereka terhadap Revisi UU KPK yang akan segera dibahas di DPR RI.

Baca Juga

Pilih Firli Sebagai Ketua KPK, DPR Dinilai Kehilangan Legitimasi dari Rakyat

“Presiden dan DPR harus mendengar jeritan wadah pegawai KPK dan pendukung pemberantasan korupsi,” kata Andi Arief, Sabtu (14/9).

Sikap saling mendengarkan ini juga harus diikuti oleh pegawai KPK dan para simpatisan antikorupsi lain untuk bersedia mendengarkan DPR dan Presiden. Jika ini terbangun hubungan komunikasi yang baik, maka persoalan antara KPK dengan DPR maupun dengan Presiden tidak seruncing saat ini.

Politisi Demokrat Andi Arief. (Foto: ANTARA)
Politisi Demokrat Andi Arief. (Foto: ANTARA)

“Namun, wadah dan pendukung juga mau mendengar penjelasan Presiden dan DPR. Baru ada jalan keluar,” ujarnya.

Pesan Andi Arief kepada Presiden maupun DPR, apapun sikap dan kebijakan yang akan diambil tujuannya jangan sampai justru malah melemahkan lembaga antirasuah untuk melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi Begitu pun juga kepada para wadah pegawai KPK.

Baca Juga

Firli Bahuri Jadi Ketua KPK, Pengamat: Negara Ini Sudah Dikuasai Polisi

Andi Arief berharap agar mereka tidak malah menjadi penentang Presiden sebagai kepala pemerintahan. “Presiden dan DPR jangan lemahkan KPK, Wadah pegawai jangan membangkang pada Presiden,” tuturnya.

Perlu diketahui, bahwa dalam konferensi persnya, para pimpinan KPK yakni Saut Situmorang dan Laode M Syarief bersama Ketua mereka yakni Agus Rahardjo menyatakan telah meletakkan tanggungjawab mereka sebagai penanggungjawab tertinggi di KPK kepada Presiden.

“Kami pimpinan yang merupakan penanggungjawab tertinggi di KPK dengan berat hati pada hari ini Jumat tanggal 13 September 2019 kami menyerahkan tanggungjawab pengelolaan KPK kepada Bapak Presiden Republik Indonesia,” kata Agus.

Sikap ini diambil mereka lantaran merasa kecewa dan prihatin dengan sikap Presiden Joko Widodo yang memberikan jalan bagi DPR untuk melanjutkan pembahasan Revisi UU KPK. Begitu juga dengan DPR RI, mereka kecewa lantaran tidak dilibatkan dalam upaya revisi UU yang menjadi dasar hukum mereka bertugas di lembaga antirasuah.

Baca Juga

Jadi Ketua KPK, Irjen Firli Masih Berstatus Perwira Tinggi Polri

Agus menyatakan bahwa pihaknya kecewa dengan upaya DPR yang terus ngotot akan membahas Revisi UU Nomor 30 tahun 2002 tengang Komisi Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi (UU KPK).

Bahkan terkait sikap penolakan dari KPK terhadap Revisi UU KPK tersebut, Agus merasa bahwa lembaganya tengah dikepung oleh berbagai kalangan yang dinilainya tengah berupaya melemahkan mereka. Namun ia mengaku tak bisa berbuat banyak setelah Presiden mengirimkan surat presiden (surpres) ke DPR agar Revisi UU tersebut bisa dibahas

Logo KPK

“Kita sangat prihatin kondisi pemberantasan korupsi semakin mencemaskan dan KPK rasanya dikepung dari berbagai sisi, namun dalam hal pimpinan rasanya Presiden sudah mengirimkan (surat) ke DPR dan DPR nanti menyetujui dan kalau nanti paripurna menyetujui (Revisi UU KPK) wajib KPK tidak melawan, itu menjadi keputusan,” kata Agus.

Baca Juga

Dituding Mirip LSM, Wadah Pegawai KPK Diminta Segera Angkat Kaki

Agus mengaku masih berharap agar Presiden Jokowi segera mengambil sikap untuk menyelamatkan KPK pasca mundurnya mereka sebagai Ketua KPK periode 2015-2019.

“Mudah-mudahan kami diajak bicara oleh Bapak Presiden untuk menjelaskan seluruh kegelisahan pegawai kami. Semoga Bapak Presiden segera mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan KPK,” tutup Agus. (Knu)

#Komisi Pemberantasan Korupsi #Wadah Pegawai KPK #Andi Arief #Partai Demokrat #Presiden Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Talangi Kerugiannya?
Jokowi sebut Whoosh jadi investasi sosial. Demokrat mempertanyakan siapa yang akan menalangi kerugiannya.
Soffi Amira - Sabtu, 01 November 2025
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Talangi Kerugiannya?
Indonesia
Partai Demokrat Dukung Menkeu soal Dana Pemda Mengendap, Tawarkan Solusi Efektif
Fenomena APBD mengendap di perbankan bukan sekadar persoalan teknis pengelolaan kas daerah, melainkan menggambarkan masalah struktural keuangan daerah.
Dwi Astarini - Jumat, 24 Oktober 2025
Partai Demokrat Dukung Menkeu soal Dana Pemda Mengendap, Tawarkan Solusi Efektif
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
Demokrat ‘Pelototi’ Paket Stimulus Kuartal IV 2025: Ingin Tepat Sasaran dan Berkelanjutan
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat menegaskan pentingnya pengawasan dan kolaborasi antara pemerintah dan DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 08 Oktober 2025
Demokrat ‘Pelototi’ Paket Stimulus Kuartal IV 2025: Ingin Tepat Sasaran dan Berkelanjutan
Indonesia
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Narasi yang beredar menyebut seolah-olah hubungan antara pendiri Partai Demokrat dan Kapolri tidak akrab.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Oktober 2025
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Indonesia
KPK Dalami Peran Gubernur Kalbar Ria Norsan di Kasus Proyek Jalan Mempawah
Diketahui, kader Gerindra itu menjadi Bupati Mempawah selama dua periode 2009-2014 dan 2014-2018
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 23 Agustus 2025
KPK Dalami Peran Gubernur Kalbar Ria Norsan di Kasus Proyek Jalan Mempawah
Indonesia
Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin
Politikus Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin mengatakan, kasus kematian balita di Sukabumi menjadi bukti gagalnya negara melindungi rakyat.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin
Indonesia
Tegaskan Roy Suryo Sudah Mundur Sejak 2019, Demokrat Sebut Ada Upaya Adu Domba SBY dengan Jokowi
Partai Demokrat membantah tuduhan dalang di balik kasus ijazah palsu Jokowi
Wisnu Cipto - Senin, 28 Juli 2025
Tegaskan Roy Suryo Sudah Mundur Sejak 2019, Demokrat Sebut Ada Upaya Adu Domba SBY dengan Jokowi
Indonesia
Kondisi SBY Makin Membaik, 2-3 Hari Lagi Sudah Boleh Pulang dari RSPAD
SBY dirawat karena membutuhkan istirahat usai menjalani rangkaian aktivitas yang sangat padat di dalam dan luar negeri.
Wisnu Cipto - Senin, 21 Juli 2025
Kondisi SBY Makin Membaik, 2-3 Hari Lagi Sudah Boleh Pulang dari RSPAD
Indonesia
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tiba dikediaman Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo usai berlibur bersama cucunya di Bali, Sabtu (12/7).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Bagikan