Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Talangi Kerugiannya?

Soffi AmiraSoffi Amira - Sabtu, 01 November 2025
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Talangi Kerugiannya?

Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Dok. KCIC)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, menanggapi pernyataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, sebaiknya tidak diukur dari sisi keuntungan finansial semata, melainkan dari manfaat sosial atau social return on investment.

Menurut Herman, pandangan Jokowi tersebut dapat dimaklumi sepanjang negara memang siap menanggung seluruh konsekuensi finansialnya.

Ia menegaskan bahwa proyek strategis nasional, seperti Whoosh memang dapat dikategorikan sebagai investasi sosial yang bertujuan meningkatkan produktivitas, efisiensi waktu, dan kualitas mobilitas masyarakat.

“Itu fine menurut saya. Artinya reasoning apapun untuk terwujudnya ini sudah lewat. Kan kondisi hari ini adalah rugi. Nah rugi ini siapa yang akan menalangi? Kalau memang ini bagian dari investasi sosial negara, ya negara harus siap menanggungnya melalui APBN,” kata Herman di Jakarta, Jumat (31/10).

Baca juga:

Praswad Sebut Ada Indikasi Kuat Korupsi di Proyek Whoosh, Minta KPK Bertindak Independen

Politikus Partai Demokrat itu menyoroti pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya enggan membayarkan utang Whoosh lewat skema APBN. Menurut Herman, pernyataan tersebut menimbulkan pertanyaan serius mengenai siapa yang akan menanggung beban finansial jika proyek terus merugi.

“Persoalannya sekarang rugi siapa ketika Pak Purbaya mengatakan APBN tidak ingin membiayai lagi. Kalau proyek ini disebut investasi sosial, mestinya negara melalui APBN menanggung kerugian itu. Tapi kalau tidak, siapa yang bayar?” ujarnya.

Herman menegaskan, pemerintah harus segera mengambil sikap jelas dan konsisten dalam menyikapi kondisi keuangan KCJB. Ia mengatakan, dalam waktu dekat Komisi VI akan meminta penjelasan resmi dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang merupakan konsorsium yang dipimpin oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) serta pihak-pihak terkait dalam pengelolaan proyek tersebut.

“Kami akan meminta keterangan dari PSBI yang lead firm-nya KAI, serta dari pihak-pihak lain termasuk Indonesia Investment Authority (INA) atau aset management sebagai superholding. Kita perlu tahu langkah strategis apa yang akan diambil agar kerugian tidak semakin panjang,” tuturnya.

Baca juga:

Prabowo Perintahkan Anak Buah Putar Otak Tangani dan Hitung Detail Utang Jumbo Whoosh

Herman juga menyoroti proyeksi tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) proyek yang mencapai 46 tahun. Menurutnya, perhitungan itu sudah terlalu lama dan berisiko menambah beban finansial bagi negara jika tidak dilakukan restrukturisasi.

“Waktu kami bahas dulu sebelum proyek ini beroperasi, IRR-nya saja sudah 46 tahun, itu pun dengan asumsi harga tiket lebih tinggi dari sekarang. Dengan tiket yang diturunkan, tentu masa balik modalnya akan lebih panjang. Maka perlu ada restrukturisasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Herman mengatakan, opsi restrukturisasi keuangan dan perjanjian kredit dengan lembaga pembiayaan internasional harus dibuka untuk menghindari kerugian jangka panjang.

“Kalau bank dan krediturnya di sana setuju dilakukan restrukturisasi, itu bisa jadi solusi. Tapi kalau tidak, ya tentu kita harus menunggu langkah konkret pemerintah dan PT KCIC ke depan,” katanya.

Baca juga:

Sempat Gelar Rapat Terbatas, Prabowo Minta Airlangga dan Rosan Bereskan Utang Whoosh

Herman berharap pemerintah dapat mengkaji ulang model bisnis dan skema pembiayaan proyek Whoosh agar tidak menjadi beban fiskal berkepanjangan.

“Kita tunggu saja, bagaimana pemerintah dan pihak terkait menyampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan ke depan. Yang jelas, kalau proyek ini disebut investasi sosial, maka konsistensi negara untuk menanggungnya harus ada,” pungkasnya. (Pon)

#Whoosh #Kereta Cepat #Partai Demokrat #Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Tidak ditemukan informasi valid yang membenarkan klaim 'rektor UGM dipilih langsung oleh Jokowi'.
Dwi Astarini - Senin, 15 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Indonesia
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Kubu Jokowi meminta tersangka kasus tudingan ijazah palsu segera disidang. Polda Metro Jaya telah menjadwalkan gelar perkara khusus kasus tudingan ijazah palsu.
Soffi Amira - Minggu, 14 Desember 2025
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Indonesia
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
Founder dan Chairman Mayapada Group, Dato Sri Tahir, menemui Jokowi di Solo. Ia mengatakan, Museum Sains dan Teknologi diresmikan Maret 2026.
Soffi Amira - Jumat, 12 Desember 2025
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
Indonesia
Demokrat Respons Usulan Koalisi Permanen, Tegaskan Fokus ke Penanganan Bencana
Energi politik semestinya dicurahkan untuk memastikan penanganan bencana berjalan cepat dan efektif.
Dwi Astarini - Rabu, 10 Desember 2025
Demokrat Respons Usulan Koalisi Permanen, Tegaskan Fokus ke Penanganan Bencana
Indonesia
Percepat Penanganan Bencana Sumatra, Demokrat Desak Pemerintah Buka Akses Bantuan Asing
Partai Demokrat mendesak pemerintah untuk membuka akses bantuan asing. Hal itu dilakukan demi mempercepat penanganan darurat bencana Sumatra.
Soffi Amira - Senin, 08 Desember 2025
Percepat Penanganan Bencana Sumatra, Demokrat Desak Pemerintah Buka Akses Bantuan Asing
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Beredar video yang menampilkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo tengah mengunjungi lokasi bencana alam Sumatra. Cek fakta lengkapnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Indonesia
Lidik Dugaan Korupsi Whoosh, KPK Telusuri Status Lahan di Halim Benar Tidak Milik TNI AU
KPK mengumumkan dugaan korupsi proyek Whoosh sudah naik ke tahap penyelidikan sejak awal 2025.
Wisnu Cipto - Kamis, 04 Desember 2025
Lidik Dugaan Korupsi Whoosh, KPK Telusuri Status Lahan di Halim Benar Tidak Milik TNI AU
Indonesia
Barang Bawaan Penumpang Ketinggalan dan Hilang di Kereta Whoosh, Begini Cara Urus Layanan Lost & Found
Sistem yang terhubung antarstasiun dan ribuan CCTV memungkinkan proses pendataan dan pengembalian dilakukan dengan cepat dan sesuai dengan prosedur.
Dwi Astarini - Selasa, 02 Desember 2025
Barang Bawaan Penumpang Ketinggalan dan Hilang di Kereta Whoosh, Begini Cara Urus Layanan Lost & Found
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Larangan itu disebut terkait dengan kasus dugaan ijazah palsu yang menimpa Jokowi.
Dwi Astarini - Senin, 01 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Indonesia
Disebut Resmikan Bandara IMIP Morowali, Jokowi: Semua yang Tidak Baik Dikaitkan dengan Saya
Jokowi disebut pernah meresmikan bandara ilegal. Namun, ia menegaskan tidak pernah meresmikan bandara tersebut.
Soffi Amira - Jumat, 28 November 2025
Disebut Resmikan Bandara IMIP Morowali, Jokowi: Semua yang Tidak Baik Dikaitkan dengan Saya
Bagikan