Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin

Soffi AmiraSoffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin

Politikus Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin. Foto: X/didi_irawadi

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Politikus Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin menilai, meninggalnya balita bernama Raya (4) di Sukabumi, Jawa Barat, merupakan bukti nyata kegagalan sistemik negara dalam melindungi rakyat miskin dan rentan.

“Seorang anak yang mestinya dilindungi oleh program kesehatan dasar dan jaminan sosial—justru gugur karena penyakit yang seharusnya bisa dicegah dan diobati sejak dini,” kata Didi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/8).

Didi menyoroti lemahnya sistem administrasi kependudukan, layanan BPJS yang kaku, serta tumpulnya layanan kesehatan primer. Menurutnya, hal itu menciptakan lingkaran setan kemiskinan yang berujung pada kematian.

“Bocah ini tidak memiliki identitas, tidak terdaftar dalam BPJS, tidak terjangkau posyandu atau puskesmas, hingga akhirnya masuk rumah sakit dalam kondisi kritis. Ironisnya, baru setelah kasusnya viral, pemerintah setempat bergegas mengurus KTP, BPJS, dan bahkan renovasi rumah keluarganya,” paparnya.

Baca juga:

Demokrat Tegaskan Kesejahteraan Guru Tanggung Jawab Negara, Bukan Beban Anggaran

Ia mempertanyakan peran negara yang baru hadir setelah tragedi terjadi dan publik marah. Didi menegaskan, penyakit cacingan maupun tuberkulosis bukanlah persoalan baru karena erat kaitannya dengan kemiskinan multidimensional.

“Sanitasi buruk, akses air bersih minim, lingkungan kumuh, hingga lemahnya gizi anak. Namun, bukankah pemerintah sudah memiliki program dana desa, posyandu, hingga pemberantasan TBC nasional? Mengapa semua program itu gagal menyentuh anak ini—dan kemungkinan besar masih banyak anak lain di pelosok negeri?” tegas Didi.

Didi juga mengkritik BPJS Kesehatan yang dianggap diskriminatif terhadap warga tanpa identitas. Menurutnya, kelompok inilah yang justru paling membutuhkan perlindungan negara.

“Sistem birokrasi yang mensyaratkan administrasi formal telah membuat rakyat miskin ‘tidak tercatat, lalu tidak dianggap’. Akibatnya, mereka hanya muncul dalam statistik kematian,” ungkapnya.

Baca juga:

Menko Polkam Budi Gunawan Awasi Pengusutan Kematian Prada Lucky, Janji Transparan

Tak hanya itu, ia menilai Posyandu gagal berperan sebagai garda terdepan kesehatan ibu dan anak, sementara Puskesmas dinilai tidak hadir secara proaktif. Padahal, pemberian obat cacing massal, edukasi kebersihan, dan pemantauan gizi seharusnya bisa menyelamatkan nyawa.

Lebih jauh, Didi menegaskan meninggalnya Raya mencerminkan buruknya koordinasi lintas sektor. Ia menyindir Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Kependudukan yang berjalan sendiri-sendiri.

“Pemerintah desa hanya bereaksi setelah kamera media hadir. Jika pola ini terus dibiarkan, tragedi Sukabumi hanya akan menjadi satu dari sekian banyak kematian yang seharusnya bisa dicegah,” katanya.

Didi berharap, pemerintah berhenti menjadikan isu kemiskinan sebagai retorika politik. Ia menekankan, bahwa program bantuan sosial maupun kesehatan harus tepat sasaran dan menyentuh kelompok yang paling rentan.

Baca juga:

Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat Jadi Fokus Pidato Prabowo di Sidang Tahunan MPR

“Negara harus proaktif menjemput bola: mendata warga miskin, memberikan layanan kesehatan preventif, memastikan sanitasi, dan menghapus hambatan administrasi BPJS,” tegasnya.

Menurut Didi, kasus meninggalnya Raya menjadi tamparan keras bagi pemerintah karena gagal menyelamatkan satu nyawa anak dari penyakit yang seharusnya bisa ditangani.

“Maka kita harus bertanya keras: untuk siapa sebenarnya negara ini bekerja?” pungkasnya.

Sebagai informasi, Raya bocah berusia tiga tahun di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal pada Juli 2025.

Anak dari Udin (32 tahun) dan Endah (38) itu tewas dengan kondisi cacingan akut.

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah bilik dengan model panggung, bagian bawahnya adalah kandang ayam yang penuh kotoran. Diduga Raya terpapar cacing dari sana. (Pon)

#Partai Demokrat #Kematian #Balita #Penyakit
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Demokrat ‘Pelototi’ Paket Stimulus Kuartal IV 2025: Ingin Tepat Sasaran dan Berkelanjutan
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat menegaskan pentingnya pengawasan dan kolaborasi antara pemerintah dan DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 08 Oktober 2025
Demokrat ‘Pelototi’ Paket Stimulus Kuartal IV 2025: Ingin Tepat Sasaran dan Berkelanjutan
Lifestyle
9 Oktober Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Perayaan dan Fakta Menarik Dunia
Tanggal 9 Oktober diperingati sebagai Hari Pos Sedunia, Hangul Day di Korea, serta berbagai peristiwa bersejarah dunia. Simak fakta menariknya di sini!
ImanK - Rabu, 08 Oktober 2025
9 Oktober Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Perayaan dan Fakta Menarik Dunia
Indonesia
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Narasi yang beredar menyebut seolah-olah hubungan antara pendiri Partai Demokrat dan Kapolri tidak akrab.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Oktober 2025
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Lifestyle
6 Oktober Memperingati Hari Apa? Simak Deretan Sejarahnya!
Tanggal 6 Oktober diperingati sebagai Hari Cerebral Palsy Sedunia, Hari Senyum Sedunia, Hari Mie Nasional, dan Hari Musik Anak. Simak sejarah, makna, dan fakta menariknya di sini.
ImanK - Minggu, 05 Oktober 2025
6 Oktober Memperingati Hari Apa? Simak Deretan Sejarahnya!
Lifestyle
5 Oktober Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah, Makna, dan Fakta Lengkapnya
5 Oktober diperingati sebagai Hari TNI, Hari Guru Sedunia, serta beberapa peristiwa penting dunia. Berikut sejarah dan makna lengkapnya.
ImanK - Sabtu, 04 Oktober 2025
5 Oktober Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah, Makna, dan Fakta Lengkapnya
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Lifestyle
30 September Memperingati Hari Apa? Ada G30S/PKI hingga Momen Penting Dunia
30 September diperingati sebagai Hari G30S/PKI, Hari Podcast Internasional, dan Hari Penerjemah Sedunia. Simak sejarah dan makna penting di balik peristiwa ini.
ImanK - Senin, 29 September 2025
30 September Memperingati Hari Apa? Ada G30S/PKI hingga Momen Penting Dunia
Lifestyle
29 September Diperingati Hari Apa? Ini Daftar Lengkap dengan Fakta Sejarahnya
29 September Memperingati Hari Apa: 1. Hari Sarjana Nasional, 2. Hari Jantung Sedunia, 3. Hari Kopi Nasional, selengkapnya
ImanK - Minggu, 28 September 2025
29 September Diperingati Hari Apa? Ini Daftar Lengkap dengan Fakta Sejarahnya
Lifestyle
27 September Memperingati Hari Apa? Lengan dengan Sejarah dan Fakta Menarik
27 September memperingati hari apa? Tentu momen ini menjadi penting dengan beragam peristiwa, peringatan, dan sejarah yang layak diketahui
ImanK - Jumat, 26 September 2025
27 September Memperingati Hari Apa? Lengan dengan Sejarah dan Fakta Menarik
Lifestyle
25 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Peristiwa Penting dan Fakta Menariknya
25 September Memperingati Hari Apa: 1. Hari Jadi Kota Bandung, 2. Hari Raya Galungan, 3. National Comic Book Day, 4. Hari Ataksia Internasional, selengkapnya
ImanK - Rabu, 24 September 2025
25 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Peristiwa Penting dan Fakta Menariknya
Bagikan