Vietnam Umumkan Deteksi Varian Baru Gabungan Inggris-India
Senin, 31 Mei 2021 -
VIETNAM telah mendeteksi varian COVID-19 yang tampaknya merupakan gabungan dari varian India dan Inggris dan dapat menyebar dengan cepat melalui udara. Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Thanh Long menggambarkan mutasi terbaru pada hari Sabtu (29/5) sebagai "sangat berbahaya".
Virus bermutasi sepanjang waktu dan sebagian besar varian tidak penting, tetapi beberapa dapat membuat virus lebih menular. Sejak COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada Januari 2020, ribuan mutasi telah terdeteksi.
Baca juga:
"Vietnam telah menemukan varian COVID-19 baru yang menggabungkan karakteristik dari dua varian yang ada yang pertama kali ditemukan di India dan Inggris," kata Nguyen dalam pertemuan pemerintah, menurut kantor berita Reuters (31/5).
Nguyen mengatakan, varian hybrid baru lebih dapat ditularkan daripada versi yang dikenal sebelumnya, terutama di udara. Ia mengatakan, itu ditemukan setelah menjalankan tes pada pasien yang baru terdeteksi, demikian surat kabar online VnExpress melaporkan. Dia menambahkan, kode genetik virus akan segera tersedia.

Dari mutasi-mutasi tersebut, variasi yang paling berpotensi menimbulkan kekhawatiran disebut "variants of concern" atau VOC dan selalu diawasi petugas kesehatan adalah sebagai berikut:
- Varian India (B.1.617.2) di mana lebih dari 3.000 kasus telah terlihat di seluruh Inggris
- Varian Inggris atau Kent (juga dikenal sebagai B.1.1.7) lazim di Inggris - dengan lebih dari 200.000 kasus teridentifikasi - dan telah menyebar ke lebih dari 50 negara dan tampaknya bermutasi lagi
Baca juga:
Ponsel Pintar Masa Depan akan Dilengkapi Pendeteksi COVID-19
- Varian Afrika Selatan (B.1.351) telah diidentifikasi setidaknya di 20 negara lain, termasuk Inggris
- Varian Brazil (P.1) telah menyebar ke lebih dari 10 negara lain, termasuk Inggris
Penelitian menunjukkan, vaksin seperti Pfizer dan AstraZeneca, sangat efektif melawan varian India setelah dua dosis, tetapi perlindungan dari satu dosis tampaknya berkurang. Belum ada bukti bahwa mutasi virus Corona tersebut menyebabkan penyakit yang jauh lebih serius bagi sebagian besar orang.

Seperti versi aslinya, risiko tetap tertinggi untuk orang yang sudah berumur atau memiliki kondisi kesehatan bawaan yang signifikan. Namun, virus yang lebih menular dan sama berbahayanya dengan sendirinya akan menyebabkan lebih banyak kematian pada populasi yang belum divaksinasi.
Vietnam telah melihat lonjakan kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir. Negara ini telah mendaftarkan lebih dari 6.700 kasus virus korona sejak dimulainya pandemi. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya telah tercatat sejak akhir April tahun ini. Data dari Universitas Johns Hopkins tersebut juga mencatat 47 kematian terkait COVID-19. (aru)
Baca juga:
Sinar UV C Efektif Untuk Sterilisasi Virus? Ini Penjelasannya