Tidur Malam Pengaruhi Kerja Vaksin COVID-19


Vaksin dan Tidur malam sangat berhubungan. (Foto: Pixabay/torstensimon)
TIDUR memang memainkan peran penting dalam menyembuhkan serta menjaga tubuh kita tetap sehat secara keseluruhan. Menariknya, sebuah penelitian menunjukan tidur di malam hari juga mempengaruhi kerja vaksin COVID-19 setelah disuntikan ke tubuh dengan membantu produksi fase awal antibodi spesifik virus Corona.
Dalam studi yang diterbitkan JAMA, menyimpulkan orang yang tidur empat jam dalam sehari selama empat malam berturut-turut menghasilkan lebih sedikit antibodi. Hal itu berbeda dengan mereka yang mendapatkan waktu tidur cukup. Sementara studi lain menunjukan kurang tidur bisa berdampak negatif pada respons antibodi dan melawan antigen vaksin, dan membuat orang lebih rentan terhadap penyakit menular.
Baca juga:
Sinar UV C Efektif Untuk Sterilisasi Virus? Ini Penjelasannya
Pada penelitian yang diterbitkan jurnal BMC Immunology, menunjukkan kurang tidur di malam hari setelah vaksinasi virus influenza HINI 2009 menyebabkan penurunan produksi fase awal antibodi spesifik HINI.

Dilansir dari Boldsky, tidur di malam hari setelah vaksinasi dapat membantu meningkatkan sitokin interferon gamma dalam tubuh. Sitokin gamma ini membantu menghambat replikasi virus dan mengaktifkan kekebalan terhadapnya, sehingga melindungi tubuh dari komplikasi yang disebabkan oleh virus.
Tidur setelah vaksinasi dapat memainkan peran penting dalam pembentukan memori imunologis dengan meningkatkan antibodi antigen spesifik. Oleh karena itu, orang yang mengalami gangguan tidur bisa mempertimbangkan untuk menjadwalkan ulang tanggal vaksinasi atau berkonsultasi dengan ahli medis untuk memastikan hasil yang lebih baik setelah vaksinasi.
Mengingat respon imun dari vaksin COVID-19, maka waktu vaksinasi sangat penting. Peneliti mengatakan bahwa pemberian vaksin COVID-19 di pagi hari dapat menghasilkan jumlah antibodi yang lebih tinggi pada manusia, dibandingkan dengan waktu malam seperti pada kasus pekerja malam hari. (Yni)
Baca juga:
Ponsel Pintar Masa Depan akan Dilengkapi Pendeteksi COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
