Ponsel Pintar Masa Depan akan Dilengkapi Pendeteksi COVID-19


Ponsel Pintar masa depan akan dilengkapi dengan pendeteksi COVID-19(foto: pixabay/pexels)
SEIRING berjalannya waktu, teknologi kian berkembang pesat, tak terkecuali teknologi kesehatan. Seperti halnya saat ini banyak jam tangan pintar yang sudah dilengkapi dengan teknologi sensor detak jantung, sensor oksigen dalam darah, serta monitor EKG untuk mengukur hingga mereka aktivitas listrik jantung.
Teknologi tersebut juga memungkinkan juga bisa hadir pada ponsel pintar, seperti halnya sebuah fitur sensor yang bisa mendeteksi virus COVID-19.
Baca Juga:
Hati-Hati, Jangan Sembarangan Beri Akses Mikrofon dan Kamera Ponsel

Dilansir dari laman Ubergizmo, para peneliti di General Electric baru saja menemukan hibah dari National Institute of Health. General Electric akan mengembangkan sebuah teknologi sensor untuk disematkan pada ponsel pintar, yang nantinya dapat digunakan untuk mendeteksi COVID-19.
Tim peneliti menyebutkan, bahwa mereka mengklaim sensor yang mereka miliki, memiliki kemampuan mendeteksi seperti instrumen analitik yang lebih besar, yang ada di laboratorium.
Selain itu, peneliti juga mengklaim, bahwa sensor buatan mereka cukup sensitif, hingga mampu mengisolasi partikel virus, tanpa gangguan dari elemen lainnya.
Tapi sayangnya teknologi tersebut, terbilang masih jauh pengaplikasiannya. Karena membutuhkan waktu beberapa tahun ke depan untuk menyempurnakan serta meningkatkan teknologi. Meski begitu, belum tentu para produsen ponsel pintar akan mengadopsi teknologi tersebut.
Baca Juga:
Prediksi Kondisi Pandemi COVID-19 di Indonesia Menurut Pakar Feng Shui
Walaupun begitu, teknologi tersebut menunjukan bahwa ponsel masa depan nantinya bisa memberikan peringatan tentang keberadaan virus berbahaya di udara.

Terkait pendeteksi COVID-19, sebelumnya peneliti MIT juga telah mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang bisa mengenali batuk dari orang yang mengidap COVID-19, meski mereka tidak menunjukan gejala.
Triknya adalah dengan mengembangkan banyak jaringan saraf, yang bisa membedakan perubahan halus yang mengindikasikan efek virus Corona.
Satu jaringan saraf mendeteksi suara yang terkait dengan kekuatan vokal. Sementara yang lain mendengarkan keadaan emosional yang mencerminkan penurunan neurologis, seperti meningkatnya frustasi atau 'pengaruh datar'.
Sementara itu, jaringan ketiga untuk mengukur perubahan kinerja pernapasan. Lalu AI tersebut menggunakan algoritma yang memeriksa degradasi otot (batuk yang lebih lemah) dan algoritma itu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan seseorang.
AI dikabarkan sangat akurat dalam pengujian awal, usai tim melatih modelnya pada puluhan ribu sampel batuk dan dialog, teknologi tersebut mengenali 98,5 persen batuk dari orang dengan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. (Ryn)
Baca Juga:
Perusahaan ini Akan Luncurkan Alat Tes Swab Antigen Lewat Ponsel Pintar
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W
