Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian


Ilustrasi penyakit campak. Foto Freepik
MERAHPUTIH.COM - DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan kasus campak mengalami peningkatan akhir-akhir ini. Tercatat terdapat 218 kasus campak dan 63 kasus rubela yang sudah terkonfirmasi sejak Januari hingga September 2025. Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menegaskan tidak ada laporan kematian sampai saat ini baik campak dan rubela.
Ani mengungkapkan langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
"Kalau ada kasus campak tidak boleh dibiarkan, kita harus melakukan suatu respons. Jadi kita hitung ada sekian anak yang harus dilakukan imunisasi agar kasusnya tidak meluas," ujar Ani, pada Selasa (9/9).
Ia menyampaikan pelaksanaan ORI kali ini difokuskan di wilayah dengan peningkatan kasus campak tertinggi, yakni Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng. Sasaran imunisasi mencakup sekitar 9.000 anak, dengan cakupan yang sudah mencapai 77,22 persen.
Baca juga:
Tiga Fase yang Perlu Diwaspadai Saat Terpapar Campak, Demam Tinggi hingga Ruam Menghitam
Ani menjelaskan upaya ini harus terus dilakukan mengingat campak merupakan salah satu penyakit menular dengan tingkat penyebaran yang sangat cepat. "Virus penyebab campak yakni morbillivirus yang menular melalui udara, percikan batuk, sekresi hidung, atau barang-barang yang terkontaminasi. Ini cukup mudah dan cepat penularannya, dan campak bisa menjadi serius kalau menyerang anak-anak kita," jelas Ani.
Untuk itu, kunci utama pencegahan yakni imunisasi. Ia menjelaskan imunisasi campak pertama diberikan pada usia 9 bulan, kemudian diulang pada usia 18 bulan, dan dosis ketiga diberikan saat anak memasuki usia sekolah dasar.
"Imunisasi ini merupakan salah satu tameng atau pencegahan yang sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit campak," ucapnya.
Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga menjadi pilar penting. Ani mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan serta membiasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum beraktivitas. "PHBS ini kunci penting pencegahan, tidak hanya penyakit campak, tapi juga berbagai macam penyakit lainnya," ucapnya.
Ani juga mengajak seluruh keluarga dan tokoh masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam mendukung imunisasi campak rubela. Ia berharap kerja sama yang baik dapat menjaga anak-anak dan lingkungan Jakarta dari ancaman peningkatan kasus campak di masa mendatang.
"Hal penting ini tidak bisa kami lakukan sendirian, kami sangat membutuhkan kerja sama dan peran serta dari peserta yang hadir saat ini untuk bersama menggerakkan masyarakat," tutupnya.(Asp)
Baca juga:
Pemprov Jabar Kejar Target 3,4 Juta Balita Dapatkan Imunisasi Campak Rubella
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Gubernur DKI Jakarta Pramono Ingin Presiden Prabowo Resmikan RDF Plant, Nilai Investasinya Gede

DPRD DKI Ingatkan Pembangunan Hunian Vertikal Harus Ramah Disabilitas

Dinas LH DKI Ingatkan Pelaku Usaha Wajib Kantongi Persetujuan Lingkungan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

JK Lantik Pengurus Baru PMI Jakarta di Balai Kota, Ingatkan Tugas Membantu Orang Sulit

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Pimpinan DPRD DKI Sebut Penurunan Tunjangan Perumahan tak Bisa Sendiri, Harus Bersama Pusat

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Gratiskan Sewa 2 Bulan, UMKM Berebut Tempati Blok M Hub

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Tunggu Keputusan DPRD DKI Terkait dengan Tunjangan Rumah

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Resmikan Halte Senen yang Rusak Parah saat Kerusuhan, Senin (8/9)
