Ratusan Warga Jabar Periksa Kanker Rahim Gratis

Kamis, 13 Juli 2017 - Eddy Flo

Sebanyak 624 warga Kabupaten dan Kota Sukabumi, Bogor dan Cianjur, Jawa Barat, Kamis (13/7), mengikuti pemeriksaan gratis kanker rahim yang diselenggarakan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD).

Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Barat, Setia Untung Arimuladi dalam acara tersebut di Kabupaten Sukabumi, Kamis, menyatakan kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian dari keluarga Korps Adhyaksa dan IAD.

"Ini merupakan wujud kepedulian, pencegahan kanker serviks dan mengurangi angka kematian," katanya.

Dari kegiatan tersebut, kata dia, diikuti oleh 462 perempuan dari Kabupaten Sukabumi, 50 dari Kota Sukabumi, Kota Bogor 50 orang, dan Cianjur 62 orang.

"Totalnya sebanyak 624 orang yang mengikuti tes inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) gratis IAD Kejagung dan IAD Jabar dalam HUT XVII IAD," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum IAD Pusat yang juga Jaksa Agung HM Prasetyo, Ros Ellyana, menyebutkan kegiatan itu untuk mensosialisasikan bahaya kanker serviks.

Pasalnya masih banyak kaum perempuan tidak mengerti penyakit itu, katanya.

Inspeksi Visual dengan Asam Asetat atau yang lebih dikenal dengan IVA, merupakan metode yang dapat digunakan juga untuk deteksi dini kanker serviks.

Sebelumnya, Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) menilai kanker serviks yang menyebabkan kematian artis dan penyanyi Yuli Rachmawati atau Julia Perez (Jupe) masih menjadi momok bagi perempuan.

"Saat ini kanker serviks menjadi pembunuh utama perempuan di seluruh dunia terutama di negara miskin dan berkembang. Di Indonesia, kanker serviks menjadi salah satu kanker penyebab kematian paling banyak ketiga," kata inisiator KICKS Prof dr Andrijono SpOG(K).

Menurut data Globocan yang dirilis WHO/ICO Information Centre on HPV and Cervical Cancer pada 2012, terdapat satu wanita Indonesia meninggal dalam satu jam setiap hari karena kanker serviks dan diprediksi terdapat 58 kasus baru setiap hari. Andrijono mengatakan perempuan Indonesia saat ini pada situasi genting terkena kanker serviks. Karena itu, pencegahan dan deteksi melalui skrining dan vaksinasi lebih baik dilakukan sejak dini daripada pengobatan.

"Saat ini program pemberian vaksin HPV baru dilakukan di DKI Jakarta dan segera menyusul kota lain Yogyakarta, Surabaya dan Manado," jelas Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) itu.

Andrijono berharap pemerintah segera menjadikan program vaksinasi HPV berlaku secara nasional agar tidak semakin banyak perempuan Indonesia lain yang menjadi korban.(*)

Sumber: ANTARA

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan