Disiplinkan Anak Bukan Menghukumnya
Senin, 31 Juli 2023 -
BICARA soal mendisiplinkan anak, mungkin banyak orang akan menerapkannya dengan hukuman. Sayangnya orangtua zaman dulu, lebih sering mendisiplinkan anak dengan cara menghukum baik hukuman berat atau ringan. Harapannya agar anak tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
Mendisiplinkan anak dengan cara menghukum mungkin memang terlihat efektif. Tapi biasanya efeknya hanya bisa dirasakan jangka pendek. Anak memang jadi takut mengulangi kesalahannya, tapi justru rasa takut itu dapat mendorong anak untuk berbohong dan tidak terbuka kepada orangtuanya. Akibatnya, anak jadi tidak mempercayai orangtuanya sendiri dan menimbulkan jarak diantara keduanya.
Baca Juga:

Terdapat alternatif cara mendisiplinkan anak yang tidak perlu melibatkan hukuman, yaitu dengan menerapkan disiplin positif. Bisa dibilang, disiplin positif ini merupakan kebalikan dari mendisiplinkan anak dengan menghukum.
Daripada menghukum, disiplin positif lebih mengutamakan komunikasi dan membangun diskusi dengan anak. Jika anak bersalah, orangtua akan mengajak anak bicara baik-baik, menanyakan bagaimana perasaannya, mendiskusikan kesalahan dan masalah mereka secara terbuka.
Disiplin positif dapat membuat anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Selain itu juga dapat membantu memperkuat hubungan antara orangtua dan anak, mengajarkan anak menghadapi masalah tanpa ancaman, teriakan, atau hukuman fisik, dan menanamkan beragam nilai penting kehidupan.
Melansir dari American Academy of Pediatrics (AAP), cara mendisiplinkan anak ini akan sangat bermanfaat untuk mereka kelak ketika dewasa, saat berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas. Nah, terdapat beberapa tips untuk menerapkan disiplin positif dalam kehidupan sehari-hari dan patut dicoba.
Tunjukan salah dan benar
Tunjukkan dan beritahu anak hal yang salah dan benar. Ajari anak tentang hal-hal baik yang boleh ia lakukan dan mana yang tidak boleh ia lakukan. Sampaikan dengan cara yang lembut dan perlahan. Orang tua pun perlu menjadi role model dengan mencontohkan perilaku baik itu di kehidupan sehari-hari.
Mendisiplinkan anak dengan cara tradisional seringkali mengutamakan emosi ketimbang pikiran. Saat anak melakukan kesalahan, orangtua akan langsung memarahi anak tanpa menjelaskan mana hal yang benar dan mana yang salah. Padahal cara tersebut akan kurang efektif.
Konsekuensi
Jelaskan konsekuensi atas perilaku tertentu. Seringkali anak melakukan hal buruk karena ia belum paham atas konsekuensinya. Misalnya anak suka merebut mainan dari temannya, orangtua bisa menempatkan anak pada posisi teman yang direbut mainannya itu.
Jelaskan kalau temannya bisa sedih, dan coba juga menanyakan ke anak bagaimana perasaannya jika ia menjadi temannya. Ingat untuk menyampaikannya dengan lemah lembut ya.
Baca Juga:

Batasan
Banyak anak berperilaku buruk karena orangtuanya tidak menerapkan batasan-batasan yang bisa dimengerti anak. Tetapkan batasan dengan jelas yang tentunya menggunakan bahasa atau penyampaian yang mudah dimengerti, sesuai usianya.
Misalnya saat ingin berkunjung ke rumah orang, jelaskan kepada anak kalau ia tidak boleh menyentuh barang-barang yang bukan miliknya. Atau misalnya saat akan pergi ke taman bermain, beritahu anak kalau ia boleh bermain sepuasnya kecuali permainan yang terlalu tinggi.
Dengarkan
Kadang, menjadi pendengar yang baik juga termasuk cara mendisiplinkan anak. Anak membutuhkan pendengar yang baik supaya mau terbuka.
Orang dewasa saja akan merasa lebih nyaman bercerita kepada orang yang mau mendengarkan dan tidak menghakimi. Begitu pula dengan anak.
Anak akan lebih mudah mengungkapkan perasaannya jika orangtuanya mau mendengarkan. Tentunya mendengarkan seutuhnya ya, jangan sambil memegang HP atau menatap layar laptop. Biarkan anak cerita sampai selesai, baru kamu bisa memberi solusi.
Perhatian
Semua anak menginginkan perhatian orangtuanya. Bila Ibu ingin mendisiplinkan anak, terlebih dahulu beri mereka perhatian.
Hal ini pentinh, karena bisa jadi perilaku buruknya itu dilakukan hanya untuk menarik perhatian orangtuanya. Anak yang mendapatkan perhatian cenderung akan lebih mudah diarahkan.
Puji perilaku
Cara mendisiplinkan anak yang lain adalah dengan menegaskan setiap perilaku baik dan buruk yang dilakukan anak. Maksudnya ketika anak berperilaku baik, misalnya membereskan mainannya sendiri tanpa disuruh, Ibu bisa memuji anak dan mengucapkan terima kasih.
Dengan begitu anak akan belajar bahwa perilaku tersebut positif dan bisa membuat ia dihargai. Lalu ketika anak melakukan kesalahan, misalnya dengan sengaja menumpahkan air minumnya ke lantai, Ibu bisa menegur dengan perlahan.
Dilansir dari laman Very Well Family, metode mendisiplinkan anak dengan disiplin positif ini dapat diterapkan di segala usia, bahkan mulai bayi sampai anak berusia remaja.
Untuk anak yang sudah dapat diajak berkomunikasi, berdiskusi adalah kuncinya. Dengarkan, berikan perhatian, dan bantu anak menemukan solusi atas setiap permasalahannya. Ajarkan dan contohkan perilaku baik yang perlu ia lakukan, dan ajarkan juga mana saja yang tidak boleh dilakukan. Selamat mencoba! (dgs)
Baca Juga: