Disiplinkan Anak Bukan Menghukumnya

P Suryo RP Suryo R - Senin, 31 Juli 2023
Disiplinkan Anak Bukan Menghukumnya

Cara menghukum mungkin memang terlihat efektif, tapi biasanya efeknya hanya bisa dirasakan jangka pendek. (freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BICARA soal mendisiplinkan anak, mungkin banyak orang akan menerapkannya dengan hukuman. Sayangnya orangtua zaman dulu, lebih sering mendisiplinkan anak dengan cara menghukum baik hukuman berat atau ringan. Harapannya agar anak tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan sebelumnya.

Mendisiplinkan anak dengan cara menghukum mungkin memang terlihat efektif. Tapi biasanya efeknya hanya bisa dirasakan jangka pendek. Anak memang jadi takut mengulangi kesalahannya, tapi justru rasa takut itu dapat mendorong anak untuk berbohong dan tidak terbuka kepada orangtuanya. Akibatnya, anak jadi tidak mempercayai orangtuanya sendiri dan menimbulkan jarak diantara keduanya.

Baca Juga:

Slow Living Bukan Menyerah dari Kehidupan

anak
Menghukum anak akibatnya anak jadi tidak mempercayai orangtuanya sendiri dan menimbulkan jarak diantara keduanya. (freepik/jcomp)

Terdapat alternatif cara mendisiplinkan anak yang tidak perlu melibatkan hukuman, yaitu dengan menerapkan disiplin positif. Bisa dibilang, disiplin positif ini merupakan kebalikan dari mendisiplinkan anak dengan menghukum.

Daripada menghukum, disiplin positif lebih mengutamakan komunikasi dan membangun diskusi dengan anak. Jika anak bersalah, orangtua akan mengajak anak bicara baik-baik, menanyakan bagaimana perasaannya, mendiskusikan kesalahan dan masalah mereka secara terbuka.

Disiplin positif dapat membuat anak menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Selain itu juga dapat membantu memperkuat hubungan antara orangtua dan anak, mengajarkan anak menghadapi masalah tanpa ancaman, teriakan, atau hukuman fisik, dan menanamkan beragam nilai penting kehidupan.

Melansir dari American Academy of Pediatrics (AAP), cara mendisiplinkan anak ini akan sangat bermanfaat untuk mereka kelak ketika dewasa, saat berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas. Nah, terdapat beberapa tips untuk menerapkan disiplin positif dalam kehidupan sehari-hari dan patut dicoba.

Tunjukan salah dan benar

Tunjukkan dan beritahu anak hal yang salah dan benar. Ajari anak tentang hal-hal baik yang boleh ia lakukan dan mana yang tidak boleh ia lakukan. Sampaikan dengan cara yang lembut dan perlahan. Orang tua pun perlu menjadi role model dengan mencontohkan perilaku baik itu di kehidupan sehari-hari.

Mendisiplinkan anak dengan cara tradisional seringkali mengutamakan emosi ketimbang pikiran. Saat anak melakukan kesalahan, orangtua akan langsung memarahi anak tanpa menjelaskan mana hal yang benar dan mana yang salah. Padahal cara tersebut akan kurang efektif.

Konsekuensi

Jelaskan konsekuensi atas perilaku tertentu. Seringkali anak melakukan hal buruk karena ia belum paham atas konsekuensinya. Misalnya anak suka merebut mainan dari temannya, orangtua bisa menempatkan anak pada posisi teman yang direbut mainannya itu.

Jelaskan kalau temannya bisa sedih, dan coba juga menanyakan ke anak bagaimana perasaannya jika ia menjadi temannya. Ingat untuk menyampaikannya dengan lemah lembut ya.

Baca Juga:

Fatherless Figure Syndrome, Punya Ayah, Tapi Berasa Jauh

anak
Anak akan lebih mudah mengungkapkan perasaannya jika orangtuanya mau mendengarkan. (freepik/freepik)

Batasan


Banyak anak berperilaku buruk karena orangtuanya tidak menerapkan batasan-batasan yang bisa dimengerti anak. Tetapkan batasan dengan jelas yang tentunya menggunakan bahasa atau penyampaian yang mudah dimengerti, sesuai usianya.

Misalnya saat ingin berkunjung ke rumah orang, jelaskan kepada anak kalau ia tidak boleh menyentuh barang-barang yang bukan miliknya. Atau misalnya saat akan pergi ke taman bermain, beritahu anak kalau ia boleh bermain sepuasnya kecuali permainan yang terlalu tinggi.

Dengarkan

Kadang, menjadi pendengar yang baik juga termasuk cara mendisiplinkan anak. Anak membutuhkan pendengar yang baik supaya mau terbuka.

Orang dewasa saja akan merasa lebih nyaman bercerita kepada orang yang mau mendengarkan dan tidak menghakimi. Begitu pula dengan anak.

Anak akan lebih mudah mengungkapkan perasaannya jika orangtuanya mau mendengarkan. Tentunya mendengarkan seutuhnya ya, jangan sambil memegang HP atau menatap layar laptop. Biarkan anak cerita sampai selesai, baru kamu bisa memberi solusi.

Perhatian

Semua anak menginginkan perhatian orangtuanya. Bila Ibu ingin mendisiplinkan anak, terlebih dahulu beri mereka perhatian.

Hal ini pentinh, karena bisa jadi perilaku buruknya itu dilakukan hanya untuk menarik perhatian orangtuanya. Anak yang mendapatkan perhatian cenderung akan lebih mudah diarahkan.

Puji perilaku

Cara mendisiplinkan anak yang lain adalah dengan menegaskan setiap perilaku baik dan buruk yang dilakukan anak. Maksudnya ketika anak berperilaku baik, misalnya membereskan mainannya sendiri tanpa disuruh, Ibu bisa memuji anak dan mengucapkan terima kasih.

Dengan begitu anak akan belajar bahwa perilaku tersebut positif dan bisa membuat ia dihargai. Lalu ketika anak melakukan kesalahan, misalnya dengan sengaja menumpahkan air minumnya ke lantai, Ibu bisa menegur dengan perlahan.

Dilansir dari laman Very Well Family, metode mendisiplinkan anak dengan disiplin positif ini dapat diterapkan di segala usia, bahkan mulai bayi sampai anak berusia remaja.

Untuk anak yang sudah dapat diajak berkomunikasi, berdiskusi adalah kuncinya. Dengarkan, berikan perhatian, dan bantu anak menemukan solusi atas setiap permasalahannya. Ajarkan dan contohkan perilaku baik yang perlu ia lakukan, dan ajarkan juga mana saja yang tidak boleh dilakukan. Selamat mencoba! (dgs)

Baca Juga:

Serangan Panik, Tanda dan Cara Mengatasinya

#Kesehatan Mental #Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Bagikan