Serangan Panik, Tanda dan Cara Mengatasinya

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 27 Juli 2023
Serangan Panik, Tanda dan Cara Mengatasinya

Serangan panik memang bikin panik. (Freepik-jcomp)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SERANGAN panik atau panic attack adalah kemunculan rasa takut atau gelisah yang berlebihan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa menit hingga setengah jam.

Serangan panik ditandai dengan detak jantung yang bertambah cepat, napas pendek, pusing, tegang otot, atau gemetar. Kondisi ini bisa terjadi kapan pun, baik saat sedang beraktivitas maupun ketika beristirahat.

"Kecemasan adalah perasaan normal yang dialami manusia ketika berada dalam situasi ketakutan atau stres. Tetapi jika kecemasan dialami secara berlebihan dan berdampak negatif dalam kehidupan sehari-hari, itu bisa menjadi pembeda antara tingkat kecemasan yang sehat dan gangguan kecemasan," kata Psikiater Dr. Vania Manipod, melansir laman Askmen.

Baca Juga:

Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Gangguan Kecemasan dan Serangan Panik

Cara Mengatasi Serangan Panik
Melakukan teknik grounding, yaitu dengan fokus menghindari ingatan atau pikiran negatif. (Unsplash/Meghan Hessler)


Saat seseorang mengalami serangan panik, otak memerintahkan sistem saraf untuk merespons dengan melawan atau menghindar. Tubuh kemudian akan menghasilkan zat kimia, seperti adrenalin yang memicu peningkatan detak jantung, frekuensi napas, dan aliran darah ke otot.

Serangan panik muncul saat tubuh mempersiapkan respons untuk melawan atau menghindar meski tidak ada situasi yang genting atau berbahaya. Seseorang bahkan dapat mengalami kondisi ini dalam situasi yang tidak terduga, misalnya ketika sedang menonton televisi atau tertidur.

Ada beberapa cara untuk mengatasi serangan panik, yang pertama adalah mengatur pernapasan dengan menghirup dan menghembuskan napas secara perlahan. Kemampuan untuk mengontrol pola pernapasan akan membantu menurunkan detak jantung dan tekanan darah secara signifikan.

Baca Juga:

Cara Jitu Mengatasi Serangan Panik Ketika 'Solo Traveling'

Cara Mengatasi Serangan Panik
Otak memerintahkan sistem saraf untuk merespons dengan melawan atau menghindar. (Unsplash/Simran Sood)

"Saat kita merasakan bahaya, kita mengalami respons melawan atau lari yang memicu reaksi bagi kita untuk menghindari bahaya. Jantung kita berdetak lebih cepat, otot tegang, kita bernapas lebih cepat,” kata Manipod.

Salah satu metode yang bisa kamu lakukan adalah teknik 4-7-8. Cukup tarik napas melalui hidung selama empat hitungan, tahan napas selama tujuh hitungan, dan buang napas dalam-dalam melalui mulut selama delapan detik. Ulangi siklus ini beberapa kali hingga kamu merasa cukup rileks.

Kamu juga bisa memfokuskan panca indra, misalnya dengan makan permen atau memeluk bantal untuk mengalihkan perhatian. Selain itu bisa melakukan teknik grounding, yaitu dengan fokus menghindari ingatan atau pikiran negatif, misalnya dengan berhitung, memperhatikan lingkungan sekitar, atau memikrikan hal yang menenangkan.

Sedangkan untuk penanganan medis bisa dengan pemberian obat, psikoterapi, atau kombinasi keduanya, tergantung pada kondisi dan tingkat keparahan yang dialami pasien. (and)

Baca Juga:

Apa itu 'Panic Disorder' dan Bagaimana Kamu Tahu Jika Kamu Mengalaminya?

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan