Apa itu 'Panic Disorder' dan Bagaimana Kamu Tahu Jika Kamu Mengalaminya?
Perempuan yang mengalami gangguan panik (foto: everydayhealth.com)
PANIC disorder atau serangan panik adalah penyakit mental yang dikenal datang secara tiba-tiba, Terkadang itu dipenuhi dengan ketakutan. Seseorang dalam cengkeraman serangan panik, mengalami gelombang ketakutan yang luar biasa dan perasaan fisik tidak nyaman yang cukup hebat. Beberapa orang merasa seolah-olah mereka menjadi gila atau mereka berada di ambang kematian.
Kamu mungkin dinyatakan memilikinya jika kamu mengalami serangan panik berulang dan kamu khawatir memiliki serangan panik itu akan datang kembali, atau kamu takut akan gangguan fisik bahkan mental dari serangan berikutnya. Orang yang memiliki panic disorder sering menghindari tempat atau kegiatan tertentu yang mereka yakini dapat memicunya.
Sementara gejala serangan panik seperti pikiran cemas, jantung berdetak kencang, dan sesak napas. Biasanya itu mereda dalam beberapa menit, gangguan panik bahkan bisa menjadi kondisi kronis. Tetapi pengobatan dapat membantu mengurangi tingkat keparahan gejala serta frekuensinya, dan pada gilirannya bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang.
1. Apa Sebenarnya Panic Disorder?
Kondisi ini dianggap sebagai gangguan kecemasan. Itu dalam kategori penyakit mental yang mencakup gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial, dan fobia lainnya. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, serangan panik dapat di diagnosis jika seseorang mengalami serangan panik berulang dan berlangsung sekitar satu bulan: Kekhawatiran terus-menerus tentang serangan panik tambahan atau konsekuensi yang akan didapatkan, serta perubahan perilaku yang signifikan karena serangan tersebut.
2. Gejala Panic Disorder
Serangan panik, menurut definisi, memengaruhi orang-orang yang mengalami serangan panik berulang. Nampaknya itu muncul dengan tiba-tiba. Gejala ini datang bukan karena penggunaan narkoba, kondisi medis, atau gangguan kejiwaan lainnya. Secara tiba-tiba, seseorang bisa terperosok dalam ketakutan atau perasaan fisik yang tidak nyaman sebelum gejala mereda beberapa menit kemudian.
Ketika itu datang, sejumlah gejala bisa muncul. Ini termasuk jantung berdebar, berkeringat, gemetar, sesak napas, perasaan tersedak, sakit kepala ringan, nyeri dada, mual, perasaan terlepas, takut kehilangan kendali, mati rasa atau kesemutan, kedinginan, sampai perasaan takut mati. Akibatnya, demi mengihindari serangan panik seseorang dapat terganggu pekerjaan dan hubungannya dengan orang-orang.
Beberapa orang dengan kondisi ini juga mengembangkan agorafobia, ketakutan akan situasi atau tempat yang mungkin menyebabkan mereka merasa terjebak dan tidak berdaya. Umumnya mereka takut terjebak dalam kerumunan atau di ruang terbatas dan lalu mengalami serangan panik.
3. Penyebab Panic Disorder
Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan serangan panik, menurut National Institute of Mental Health (NIMH). Kadang-kadang itu terjadi dalam keluarga, tetapi itu tidak menjelaskan mengapa beberapa orang memilikinya dan yang lain tidak.
Penelitian juga menunjukkan kemungkinan hubungan dengan struktur otak dan biologi. Mungkinkah beberapa orang salah menafsirkan sensasi tubuh yang tidak berbahaya? Itu satu teori, menurut NIMH. Faktor lingkungan dan respons unik orang terhadap stres juga dapat berperan.
4. Penanganan Panic Disorder
Pengobatan untuk panic disorder terdiri dari psikoterapi, dengan atau tanpa obat. Jenis psikoterapi tertentu, yang disebut terapi perilaku kognitif, dianggap sebagai pengobatan lini utama untuk gangguan panik karena mengajarkan orang cara yang lebih produktif untuk mengatasi perasaan panik yang timbul atau takut akan serangan panik berikutnya.
Untuk pengobatan dengan obat, ada baiknya kamu yang merasa memiliki kondisi ini langsung berkonsultasi dengan dokter. karena obat yang digunakan untuk mengatasi serangan panik biasanya adalah obat keras yang harus dengan anjuran dari dokter.
Terakhir, jangan lupa untuk melakukan perawatan diri. Tidur nyenyak, makan makanan yang sehat, mempertahankan olahraga, dan menghilangkan kekhawatiran dengan berbagi cerita dengan teman atau anggota keluarga yang tepercaya dapat membantu kamu mengendalikan perasaan cemas. (ADP)
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas