BNPT Minta Masyarakat Waspadai Cara Kelompok Teroris Munculkan Sel-Sel Baru

Selasa, 20 September 2022 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Pemerintah terus berupaya untuk menangkal propaganda kelompok teror terutama dalam rangka menelurkan sel-sel baru di tengah masyarakat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengungkapkan cara kelompok terorisme dalam memunculkan sel-sel teroris baru.

"Kelompok teror masih melakukan cara-cara lama. Mereka melakukan propaganda dengan tujuan muncul ketidakpercayaan atau distrust pada pemerintah," kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (19/9).

Baca Juga:

Densus 88 Sebut Penangkapan Terduga Teroris Bagian dari Taaruf

Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan kuliah di depan 210 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK).

Boy Rafli mengatakan, kelompok teror kerap menunggangi isu-isu strategis untuk menciptakan ketidakpercayaan pada pemerintah. Harapan mereka ialah terjadinya polarisasi masyarakat sehingga memunculkan sel-sel teroris yang baru.

"Propaganda kelompok teror yang menentang negara memanfaatkan isu ekonomi dan isu lainnya, ini cara mereka yang ingin terjadinya distrust kepada pemerintah," kata Boy Rafli, seperti dikutip Antara.

Selain itu, kelompok teror juga membangun politik identitas dengan tujuan munculnya polarisasi di tengah masyarakat.

"Jika tidak diantisipasi, polarisasi ini dapat melahirkan sel-sel terorisme baru bahkan pelaku tunggal atau lone-wolf," kata dia.

Baca Juga:

Terduga Teroris di Riau Ditangkap, Rencanakan Latihan Militer untuk Jihad

Ia menjelaskan, upaya propaganda kelompok teror tersebut dilakukan melalui media sosial. Mereka (kelompok teror) menyadari penggunaan media sosial dapat menarik simpati dan semangat kolektif dalam waktu yang singkat.

Sebagai upaya untuk menangkal propaganda kelompok teror, Polri yang merupakan mitra BNPT diharapkan melakukan transformasi lima bidang yaitu wawasan kebangsaan, pembangunan kesejahteraan, moderasi beragama, akar budaya bangsa dan revitalisasi nilai pancasila.

Transformasi tersebut diyakininya dapat memproteksi masyarakat dari propaganda radikalisme terorisme yang beredar di dunia maya.

"Negara punya tugas dalam memproteksi warga negara agar tidak terlibat terorisme. Oleh karena itu, transformasi harus kita lakukan bersama dengan pemangku kepentingan lain," ujarnya. (*)

Baca Juga:

Proteksi Sektor Rentan Serangan Teroris Jadi Bahasan BNPT dan PBB

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan