BNPT Minta Masyarakat Waspadai Cara Kelompok Teroris Munculkan Sel-Sel Baru


Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar memberikan kuliah umum di STIK-PTIK. (ANTARA/HO-Humas BNPT).
MerahPutih.com - Pemerintah terus berupaya untuk menangkal propaganda kelompok teror terutama dalam rangka menelurkan sel-sel baru di tengah masyarakat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengungkapkan cara kelompok terorisme dalam memunculkan sel-sel teroris baru.
"Kelompok teror masih melakukan cara-cara lama. Mereka melakukan propaganda dengan tujuan muncul ketidakpercayaan atau distrust pada pemerintah," kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (19/9).
Baca Juga:
Densus 88 Sebut Penangkapan Terduga Teroris Bagian dari Taaruf
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan kuliah di depan 210 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK).
Boy Rafli mengatakan, kelompok teror kerap menunggangi isu-isu strategis untuk menciptakan ketidakpercayaan pada pemerintah. Harapan mereka ialah terjadinya polarisasi masyarakat sehingga memunculkan sel-sel teroris yang baru.
"Propaganda kelompok teror yang menentang negara memanfaatkan isu ekonomi dan isu lainnya, ini cara mereka yang ingin terjadinya distrust kepada pemerintah," kata Boy Rafli, seperti dikutip Antara.
Selain itu, kelompok teror juga membangun politik identitas dengan tujuan munculnya polarisasi di tengah masyarakat.
"Jika tidak diantisipasi, polarisasi ini dapat melahirkan sel-sel terorisme baru bahkan pelaku tunggal atau lone-wolf," kata dia.
Baca Juga:
Terduga Teroris di Riau Ditangkap, Rencanakan Latihan Militer untuk Jihad
Ia menjelaskan, upaya propaganda kelompok teror tersebut dilakukan melalui media sosial. Mereka (kelompok teror) menyadari penggunaan media sosial dapat menarik simpati dan semangat kolektif dalam waktu yang singkat.
Sebagai upaya untuk menangkal propaganda kelompok teror, Polri yang merupakan mitra BNPT diharapkan melakukan transformasi lima bidang yaitu wawasan kebangsaan, pembangunan kesejahteraan, moderasi beragama, akar budaya bangsa dan revitalisasi nilai pancasila.
Transformasi tersebut diyakininya dapat memproteksi masyarakat dari propaganda radikalisme terorisme yang beredar di dunia maya.
"Negara punya tugas dalam memproteksi warga negara agar tidak terlibat terorisme. Oleh karena itu, transformasi harus kita lakukan bersama dengan pemangku kepentingan lain," ujarnya. (*)
Baca Juga:
Proteksi Sektor Rentan Serangan Teroris Jadi Bahasan BNPT dan PBB
Bagikan
Berita Terkait
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

Cuma Modal KTP, Begini Cara Cek Dana Bansos PKH BPNT Juli 2025
