5 Fakta Penyakit Misterius Dinga-dinga, yang Bikin Penderita Bergetar seperti Menari
Sabtu, 21 Desember 2024 -
Merahputih.com - Sebuah penyakit misterius bernama Dinga-dinga merebak parah di Uganda. Anehnya penyakit ini menimbulkan gejala bergetar seperti menari pada penderitanya. Lantas apa saja fakta seputar penyakit ini?
Penyakit Dinga-dinga dilaporkan terjadi di distrik Bundibugyo, Uganda. Dilaporkan pula sudah ada 300 lebih penderita yang terjangkit wabah ini.
Berikut 5 fakta terkait penyakit Dinga-dinga:
1. Korbannya wanita dan anak
Sebab masih dalam pengamatan, belum diketahui apa alasan penyakit Dinga-dinga diidap lebih banyak oleh wanita dewasa dan anak. Bahkan sumber lain mengklaim penderita Dinga-dinga kelompok anak adalah anak berjenis kelamin perempuan.
2. Gajala umum Dinga-dinga seperti demam
Penyakit Dinga-dinga sebetulnya tak sulit untuk dideteksi karena menimbulkan gejala bergetar terus pada pengidapnya.
Gejala umum yang dialami penderita adalah demam. Suhu tubuh panas diikuti dengan influenza.
Baca juga:
Dinga-dinga, Penyakit Misterius 'Gemetar seperti Menari' Merebak di Uganda
3. Tidak bisa diobati dengan herbal
Beberapa masyarakat mempercayai pengobatan dengan mengkonsumsi herbal. Padahal, kata otoritas kesehatan, meyebutkan Dinga-dinga harus dengan obat khusus.
4. Belum ada vaksin
Walaupun penderitanya sudah banyak dan catatan kasus Dinga-dinga berkembang sejak setahun lalu, otoritas kesehatan Uganda pastikan belum ada vaksin khusus Dinga-dinga.
Kalaupun ada pasien sembuh dari Dinga-dinga beberapa di antaranya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri atas kuasa tubuhnya senditi.
5. Mirip wabah di Prancis
Wabah yang membuat penderitanya seakan menari pernah terjadi Prancis tahun 1518, "Dancing Plague". Wabah ini terjadi di kawasan Strasbourg, Prancis, di mana ratusan orang terserang gerakan menari yang tidak terkendali, yang berlangsung selama berhari-hari.
Penyakit ini juga mengakibatkan kelelahan dan bahkan kematian dalam beberapa kasus. Meskipun tidak ada hubungan langsung antara peristiwa sejarah ini dan 'Dinga Dinga', kesamaan gejalanya telah menarik perhatian masyarakat. (Tka)