Khawatir Jangan Berlebihan, 'Kemakan' di Badan


Masalahnya terjadi ketika 'fight or flight' dipicu tiap hari oleh kekhawatiran dan kecemasan berlebihan. (freepik/wavebreakmedia_)
APAKAH kamu seorang pencemas yang selalu khawatir berlebihan? Mungkin secara tidak sadar berpikir bahwa jika "cukup khawatir", kamu dapat mencegah terjadinya hal-hal buruk.
Namun faktanya, rasa khawatir dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang mungkin mengejutkan.
Baca Juga:

Ketika rasa khawatir menjadi berlebihan dapat menimbulkan perasaan cemas yang tinggi bahkan menyebabkan kamu sakit secara fisik.
Khawatir adalah merasa tidak nyaman atau terlalu khawatir tentang situasi atau masalah. Dengan kekhawatiran yang berlebihan, pikiran dan tubuh menjadi terlalu bersemangat saat kamu terus-menerus fokus pada "apa yang mungkin terjadi".
Kekhawatiran kronis dapat sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari sehingga dapat mengganggu nafsu makan, kebiasaan gaya hidup, hubungan, tidur, dan kinerja pekerjaan.
Sakit secara fisik
Kekhawatiran kronis dan stres emosional dapat memicu sejumlah masalah kesehatan. Masalahnya terjadi ketika fight or flight dipicu setiap hari oleh kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan.
Respon fight or flight menyebabkan sistem saraf simpatik tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol. Hormon-hormon ini dapat meningkatkan kadar gula darah dan trigliserida (lemak darah) yang dapat digunakan tubuh sebagai bahan bakar.
Baca Juga:

Ketika bahan bakar yang berlebihan dalam darah tidak digunakan untuk aktivitas fisik, kecemasan kronis dan pencurahan hormon stres dapat menimbulkan konsekuensi fisik yang serius, termasuk:
- berkurangnya sistem kekebalan tubuh
- gangguan pencernaan
- ketegangan otot
- kehilangan memori jangka pendek
- penyakit arteri koroner prematur
- serangan jantung
Jika kekhawatiran yang berlebihan dan kecemasan yang tinggi tidak ditangani, hal itu dapat menyebabkan depresi dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.
Meskipun efek ini merupakan respons terhadap stres. Stres hanyalah pemicunya. Apakah kamu sakit atau tidak tergantung pada bagaimana kamu menangani stres.
Respons fisik terhadap stres melibatkan sistem kekebalan tubuh, jantung dan pembuluh darah, dan kelenjar tertentu dalam tubuh mengeluarkan hormon. Hormon-hormon ini membantu mengatur berbagai fungsi dalam tubuh , seperti fungsi otak dan impuls saraf.
Meskipun rasa khawatir yang berlebihan dan kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada tubuh, ada banyak pilihan yang kamu miliki yang dapat membangun kembali keharmonisan pikiran, tubuh, dan jiwa.
Mulailah dengan berbicara dengan dokter perawatan primer. Dapatkan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk memastikan masalah kesehatan lainnya tidak memicu perasaan cemas kamu.
Dokter mungkin akan meresepkan obat seperti obat anticemas atau antidepresan untuk membantumu mengatasi kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
