Kasus Baru COVID Pangkalpinang Masih 100 sehari, DPRD Minta Awasi Ketat Sekolah PTM


Dokumentasi foto ujicoba pelaksana sekolah pembelajaran tatap muka (PTM). (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Legislator meminta Pemerintah Kota Pangkalpinang mengawasi secara ketat terhadap sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan uji coba kegiatan belajar di kelas, alias Pembelajaran Tatap Muka (PTM) karena jumlah kasus COVID-19 masih tinggi.
"Kami minta Pemkot melalui Dinas Pendidikan Pangkalpinang untuk mengawasi secara ketat SD dan SMP yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka mengingat kasus positif COVID-19 di kota itu masih tinggi," kata anggota DPRD Pangkalpinang, Rio Setiady, di Pangkalpinang, dikutip dari Antara, Selasa (27/7).
Baca Juga:
Tak Ada PPKM Darurat, Pelajar Pangkalpinang Bakal Sekolah Tatap Muka
Pandemi COVID-19 sampai saat ini masih berlangsung dan Pangkalpinang masih menjadi zona risiko tinggi. Meskipun belum ditetapkan sebagai daerah PPKM level 4, tambahan kasus masih sekitar 100 orang positif per hari.
"Dengan pertimbangan masih tingginya tambahan kasus per hari, kami minta Pemkot mempertimbangkan kembali kebijakan pembelajaran tatap muka. Saat ini kita dalam kondisi kondisi darurat, keselamatan jiwa adalah hal yang utama," ujar Rio.

Menurut dia, penularan virus tidak bisa diprediksi dan terjadi sangat cepat, untuk itu diharapkan seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan meminimalkan risiko penularan.
"Hari ini bisa jadi COVID-19 varian baru sudah ada di sekitar kita. Tentu kita tidak ingin ada klaster di sekolah manapun, baik tenaga pendidik maupun siswa-siswi," imbau dia.
Meminimalkan risiko penularan akan lebih baik dilakukan sejak dini karena saat ini ketersediaan ruang isolasi dan ICU sudah di atas 90 persen yang tentunya sangat berisiko jika pertambahan kasus tidak turun dalam beberapa pekan ke depan. "Kami berharap tidak ada siswa atau guru yang terpapar virus Korona baru," katanya.
Rio juga memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Pangkalpinang yang sampai saat ini belum mewajibkan siswa siswi untuk masuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
"Kami cukup maklum ada kegelisahan dari beberapa pihak yang mengkhawatirkan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring, karena evaluasi pendidikan kita satu tahun terakhir banyak catatan karena kurangnya interaksi siswa dengan tenaga pendidik, namun dalam hal ini kesehatan dan keselamatan menjadi faktor utama yang harus didahulukan," paparnya. (*)
Baca Juga:
SMK Butuh Tatap Muka, Disdik Jatim Rumuskan PTM Terbatas Pasca-PPKM
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Legislator Temukan Kejanggalan di Proses SPMB, Minta Sistem Dibongkar Habis
Transparansi PPDB Mendesak! DPR Soroti Kecurigaan Masyarakat dan Minta Akses Penuh Data Pendaftar

Carut Marut SPMB 2025, Ketua DPR Minta Audit Sistem Digital dan Atasi Manipulasi Data Domisili Demi Pendidikan Adil

Ingat! Tes Calistung Bukan Syarat Masuk Sekolah Dasar
SPMB 2025: Ini Jalur Masuk dan Dokumen Wajib yang Harus Disiapkan

Kenali 4 Jalur dan Kuota Penerimaan Siswa Baru di 2025
Ombudsman: Picu Ketimpangan Kualitas Pendidikan jika Sistem Zonasi PPDB Dihapus

DPR Anggap Kisruh PPDB Ibarat Jatuh di Lubang yang Sama

Lebih dari 212 CPDB Diterima di Berbagai Jenjang Pendidikan pada PPDB 2024

Daya Tampung Belum Memadai hingga Stigma Sekolah ‘Favorit’ Jadi Persoalan PPDB
