BNPT Diminta Atur Strategi Cegah Modus Terorisme Melalui Perempuan

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Minggu, 02 Januari 2022
BNPT Diminta Atur Strategi Cegah Modus Terorisme Melalui Perempuan

Tangkapan layar anggota Komisi III DPR, Eva Yuliana, dalam podcast bertajuk "Bicara Eksekusi Mati Terpidana Terorisme" di YouTube Humas BNPT dipantau dari Jakarta, Sabtu (1/1). ANTARA/Tri Meilani Amel

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diharap segera mengatur strategi pencegahan modus operandi terorisme melalui para perempuan di Indonesia.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi III DPR, Eva Yuliana saat menjadi narasumber dalam podcast bertajuk "Bicara Eksekusi Mati Terpidana Terorisme" yang diunggah di saluran YouTube Humas BNPT, Sabtu (1/1).

Baca Juga:

Kepala BNPT Sebut Densus 88 Tetap Dibutuhkan dalam Penegakan Hukum Terorisme

Berdasarkan pandangan psikologis, perempuan cenderung mengutamakan emosi atau perasaannya daripada logika.

"Dalam rentang nilai 1 sampai 10, perempuan itu dianggap logikanya 1 dan emosionalnya 9. Sementara itu, laki-laki kerap dianggap emosionalnya 1 dan logikanya 9," ujar Eva.

Konsep itu, diterapkan pula dalam modus operandi terorisme. Para anggota kelompok teroris, menurut dia, memengaruhi perempuan dengan pendekatan dari sisi perasaan untuk memaparkan radikalisme sehingga mereka pun dapat terlibat dalam aksi terorisme.

Baca Juga:

BNPT Minta Seleksi CPNS Diperketat, Biar Enggak Disusupi Paham Radikal

Untuk mengatasi persoalan tersebut, dia memandang tindakan berupa pencegahan menjadi hal yang perlu diutamakan agar para perempuan di Indonesia tidak terpapar terorisme.

Selama ini, salah satu strategi pencegahan yang telah dilakukan pemerintah, khususnya melalui BNPT, adalah membimbing generasi muda, terutama perempuan, untuk tidak melakukan aksi terorisme.

Ia merasa optimis pemerintah akan terus mengoptimalkan upaya itu. "Saya optimis pencegahan itu akan terus dilakukan, bahkan ditingkatkan oleh pemerintah karena yang harus kita jaga dan rawat adalah generasi muda sebagai aset bangsa," kata dia.

Sebagai aset bangsa di masa depan, lanjut dia, generasi muda memang perlu dilindungi dari pengaruh hal-hal yang tidak diharapkan, terutama terkait radikalisme dan terorisme.

Baca Juga:

BNPT Pantau Aktivitas Pencarian Dana Lewat Kotak Amal

Upaya pencegahan yang difokuskan kepada generasi muda itu, menurut dia, dapat pula dilakukan melalui langkah kecil, seperti bimbingan dari pihak keluarga agar anak-anak mereka menjauhi hal-hal yang berkenaan dengan radikalisme dan terorisme.

Walaupun demikian, ia berharap dimunculkan lebih banyak strategi pencegahan modus operandi terorisme terhadap perempuan. (Asp)

#BNPT #Teroris #Terorisme #Perangi Teroris
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
BNPT meminta para orang tua, khususnya para ibu, untuk lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak-anak.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
Indonesia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Mereka diketahui aktif menyebarkan propaganda serta ajakan melakukan aksi teror melalui media sosial, baik dalam bentuk unggahan tulisan, gambar, maupun video yang mengarah pada dukungan terhadap Daulah ISIS.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Bagikan