Pesawat Ruang Angkasa DART Diluncurkan untuk Uji Pertahanan Asteroid

Kamis, 25 November 2021 - Muchammad Yani

NASA telah berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) di atas roket SpaceX Falcon 9, dan sekarang sedang mengambang sendirian di luar angkasa sebelum tabrakan dengan asteroid yang direncanakan membutuhkan waktu satu tahun.

DART adalah misi pertama untuk menguji efektifitas, apakah dengan menabrak asteroid bisa menghindari planet bumi dari bencana atau tidak. Komunitas astronomi terus mengawasi jalur asteroid, terutama yang mendekati orbitnya Bumi.

Baca juga:

Badan Antariksa Eropa Merekrut Penyandang Disabilitas

Berkat dari hasil observasi dan teknik pemodelan yang canggih, kali ini para ilmuwan dapat memprediksi dengan akurasi yang cukup tinggi dalam menghadapi asteroid. Misalnya seperti asteroid Bennu, yang memiliki peluang 0,037% untuk menabrak Bumi pada tahun 2182.

Peluangnya memang hampir mendekati nol, tetapi tidak ada kelangkaan anomali kosmik di luar sana. Hal tersebut merupakan ide yang bagus dalam memiliki strategi terlebih dahulu, oleh karena itu terciptalah misi dari DART.

Badan antariksa telah meluncurkan pesawat ruang angkasa DART sebagai bagian dari percobaan untuk menguji teknologi penabrak dinamis yang ditujukan untuk menabrak asteroid, hal tersebut dimaksudkan untuk mengubah lintasan asteroid agar tidak terjadinya benturan dengan Bumi.

Setelah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California, pesawat ruang angkasa tersebut kini telah membuka gulungan panel surya dan sekarang menavigasi ruang angkasa sendiri. Targetnya adalah asteroid moonlet Didymos yang berukuran sekitar 160 meter.

Baca juga:

Benarkah Sperma Bisa Bertahan 200 Tahun di Antariksa?

Pesawat ruang angkasa DART akan menabraknya dengan kecepatan 6,6 km/s di beberapa titik pada bulan September tahun depan. Jarak asteroid nya sekitar 11 juta kilometer dari Bumi, yang dibantu dengan perangkat keras DRACO (Didymos Reconnaissance & Asteroid Camera for OpNav).

Jarak asteroid nya sekitar 11 juta kilometer dari Bumi. (Foto: Screenrant)
Jarak asteroid nya sekitar 11 juta kilometer dari Bumi. (Foto: Screenrant)

Sesuai pengamatan NASA, sebenarnya tidak ada asteroid yang didokumentasikan berukuran lebih besar dari 140 meter yang memiliki peluang bertabrakan dengan Bumi dalam 100 tahun ke depan. Tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk mengubah kecepatan moonlet dengan sepersekian persen, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari seluruh insiden.

Lalu, Jaringan Luar Angkasa NASA baru-baru ini juga melihat sebuah asteroid berukuran antara 65 dan 100 kaki yang terdeteksi menggunakan gelombang radio. Hal tersebut merupakan Objek Dekat Bumi (NEO) ke-1.000. (frs)

Baca juga:

Cumi-Cumi Jadi Perintis Perjalanan Panjang Luar Angkasa

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan