Pesawat Ruang Angkasa DART Diluncurkan untuk Uji Pertahanan Asteroid


Asteroid Bennu memiliki peluang 0,037% untuk menabrak Bumi pada tahun 2182. (Foto: Screenrant)
NASA telah berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) di atas roket SpaceX Falcon 9, dan sekarang sedang mengambang sendirian di luar angkasa sebelum tabrakan dengan asteroid yang direncanakan membutuhkan waktu satu tahun.
DART adalah misi pertama untuk menguji efektifitas, apakah dengan menabrak asteroid bisa menghindari planet bumi dari bencana atau tidak. Komunitas astronomi terus mengawasi jalur asteroid, terutama yang mendekati orbitnya Bumi.
Baca juga:
Berkat dari hasil observasi dan teknik pemodelan yang canggih, kali ini para ilmuwan dapat memprediksi dengan akurasi yang cukup tinggi dalam menghadapi asteroid. Misalnya seperti asteroid Bennu, yang memiliki peluang 0,037% untuk menabrak Bumi pada tahun 2182.
Peluangnya memang hampir mendekati nol, tetapi tidak ada kelangkaan anomali kosmik di luar sana. Hal tersebut merupakan ide yang bagus dalam memiliki strategi terlebih dahulu, oleh karena itu terciptalah misi dari DART.
?? The warmth of sunshine on just-unrolled solar panels. Nothing like it.
— NASA (@NASA) November 24, 2021
Our #DARTMission has unfurled its two 28-foot-long solar arrays, the last milestone in today's successful launch. https://t.co/CwG2zVCsl7 pic.twitter.com/sqkgqdbHin
Badan antariksa telah meluncurkan pesawat ruang angkasa DART sebagai bagian dari percobaan untuk menguji teknologi penabrak dinamis yang ditujukan untuk menabrak asteroid, hal tersebut dimaksudkan untuk mengubah lintasan asteroid agar tidak terjadinya benturan dengan Bumi.
Setelah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California, pesawat ruang angkasa tersebut kini telah membuka gulungan panel surya dan sekarang menavigasi ruang angkasa sendiri. Targetnya adalah asteroid moonlet Didymos yang berukuran sekitar 160 meter.
Baca juga:
Pesawat ruang angkasa DART akan menabraknya dengan kecepatan 6,6 km/s di beberapa titik pada bulan September tahun depan. Jarak asteroid nya sekitar 11 juta kilometer dari Bumi, yang dibantu dengan perangkat keras DRACO (Didymos Reconnaissance & Asteroid Camera for OpNav).

Sesuai pengamatan NASA, sebenarnya tidak ada asteroid yang didokumentasikan berukuran lebih besar dari 140 meter yang memiliki peluang bertabrakan dengan Bumi dalam 100 tahun ke depan. Tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk mengubah kecepatan moonlet dengan sepersekian persen, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari seluruh insiden.
Lalu, Jaringan Luar Angkasa NASA baru-baru ini juga melihat sebuah asteroid berukuran antara 65 dan 100 kaki yang terdeteksi menggunakan gelombang radio. Hal tersebut merupakan Objek Dekat Bumi (NEO) ke-1.000. (frs)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Katy Perry Jelajah Antariksa Cuma 10 Menit, Tapi Biayanya Sampai Miliaran Rupiah!

NASA Kirim Peringatan Tabrakan dengan Asteroid 2024 YR4, Kemungkinannya Meningkat Jadi 3,1 Persen

Kenalan sama Asteroid 2024 YR4, Disebut bakal Tabrak Bumi pada 2032

Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?

NASA Peringatkan 2 Asteroid Besar yang Mendekati Bumi

Ilmuwan Siapkan Rencana ala 'Armageddon', Tembak Nuklir ke Asteroid

Kenalan Sama Asteroid 2024 PT5 yang Disebut ‘Mini Moon’

5 Asteroid yang Diawasi NASA, Berpotensi Menabrak Bumi

Asteroid Apophis Diprediksi Bakal Hantam Bumi pada 2029

Asal-usul Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu Ditemukan
