Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?


Ilmuwan temukan sampel asteroid Ryugu. Foto: Dok/JAXA
MerahPutih.com - Harapan untuk menemukan jejak kehidupan alien di luar angkasa kini kembali pupus. Kali ini, harapan tersebut pupus di asteroid Ryugu, yakni sebuah batuan luar angkasa dengan orbit yang melintasi antara Bumi dan Mars.
Pesawat luar angkasa Hayabusa2 milik Badan Antariksa Jepang (JAXA), mengambil sampel dari Ryugu pada 2019 lalu. Pada 2023 lalu, para peneliti menemukan dua senyawa organik yang penting bagi organisme hidup dalam sampel asteroid jauh.
Kemudian, penemuan tersebut mendukung teori, bahwa kemungkinan batuan luar angkasa seperti asteroid dan meteor, membawa benih kehidupan alien yang digunakan untuk menjajah galaksi.
Sementara itu, tim peneliti yang dipimpin oleh Matthew Genge dari Imperial College London, telah mematahkan teori tersebut yang terkait dengan asteroid Ryugu.
Baca juga:
Berdasarkan makalah yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Meteoritics & Planetary Science, para peneliti mengonfirmasi, meskipun sampel tersebut memiliki bukti kehidupan mikroba, tetapi sampel tersebut bukan berasal dari spesies asing yang tidak diketahui.
Sebaliknya, mikroorganisme berasal dari tempat yang lebih dekat dengan asalnya, yakni Bumi. Temuan juga menunjukkan, bahwa sampel itu sudah terkontaminasi oleh mikroorganisme manusia dan makhluk mikroskopis kecil, seperti bakteri, jamur, dan virus.
Triliunan mikroba hidup di dalam dan di tubuh manusia, kemudian membantunya mencerna makanan hingga melawan infeksi.
Penemuan ini mengklaim mikroorganisme sebagai “penjajah terbesar di dunia,” karena kemampuan mereka untuk menyebar dengan tindakan pencegahan yang paling ketat.
Baca juga:
NASA Temukan Titik Hijau Misterius di Mars, Ada Sisa Kehidupan Alien Purba?

“Kehadiran mikroorganisme terestrial dalam sampel Ryugu menggarisbawahi bahwa mikroorganisme adalah penjajah terbesar di dunia dan mahir dalam menghindari pengendalian kontaminasi,” tulis makalah tersebut dikutip dari The Sun.
“Keberadaan mikroorganisme dalam sampel yang dikembalikan ke luar angkasa, bahkan sampel yang telah melalui pengendalian kontaminasi yang ketat, belum tentu merupakan bukti asal usul makhluk luar angkasa.”
Lalu, setiap partikel diambil dengan alat yang disterilkan, kemudian disimpan di bawah nitrogen dalam wadah kedap udara.
“Penemuan ini menekankan bahwa biota terestrial dapat dengan cepat menjajah spesimen luar bumi bahkan jika dilakukan tindakan pencegahan kontaminasi,” tambah pernyataan tim.
Baca juga:
Sampel luar angkasa mungkin menjadi tempat berkembang biak yang belum tersentuh bagi mikroorganisme di Bumi. Pesawat luar angkasa Hayabusa2 mengumpulkan sampel tersebut pada Februari 2019 dan mengirimkannya ke Bumi pada Desember 2020.
Butiran batuan tersebut diekstraksi di Jepang pada Juli 2021 dan dianalisis di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA pada akhir tahun yang sama.
Sejumlah kecil sampel, yakni 30 mg atau sekitar 0,001 ons, dialokasikan untuk tim analisis organik. Sampel Ryugu akan dipelajari selama bertahun-tahun, bersama dengan sisa-sisa asteroid Bennu yang dikumpulkan oleh misi OSIRIS-REx NASA.
Diluncurkan pada 2016, target misi OSIRIS-REx adalah Bennu, yakni sebuah asteroid “dekat Bumi” yang diperkirakan terbentuk selama 10 juta tahun pertama Tata Surya.
Sampel Bennu dikembalikan ke Bumi pada 2023 dan dibuka pada Januari 2024, setelah mengalami beberapa kesulitan ketika membuka wadah penyimpanannya. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak

Pekerja Lepas Tewas di Lokasi Penelitian Sesar Aktif, Polres Demak Pastikan Bakal Periksa BRIN
Katy Perry Jelajah Antariksa Cuma 10 Menit, Tapi Biayanya Sampai Miliaran Rupiah!

NASA Kirim Peringatan Tabrakan dengan Asteroid 2024 YR4, Kemungkinannya Meningkat Jadi 3,1 Persen

Kenalan sama Asteroid 2024 YR4, Disebut bakal Tabrak Bumi pada 2032

IShowSpeed Ungkap Ingin Live Bareng Elon Musk di Luar Angkasa

Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?

China Ingin Buat Senjata 'Death Star', Terinspirasi dari Star Wars

Mau Skripsian, Cari Tahu nih Perbedaan Penelitian Kuantitatif vs Kualitatif

Kesehatan Astronaut yang Terjebak di ISS Menurun, Dokter Mulai Khawatir
