Perhatikan Ini Sebelum Menerima atau Mendonorkan ASI

Kamis, 29 Juli 2021 - Iftinavia Pradinantia

ASI mengandung nutrisi penting untuk bayi yang baru lahir. Setiap tetesnya memiliki jutaan manfaat. Sayangnya, masih banyak bayi yang tidak berkesempatan merasakan nutrisi terbaik dari ASI. Berbagai alasan pun melatarbelakangi mengapa seorang ibu tidak bisa menyusui anaknya. Mulai dari alasan medis hingga sang ibu meninggal dunia.

Di sisi lain, banyak ibu yang diberkati dengan ASI melimpah sementara kebutuhan ASI anaknya sudah tercukupi. Solusi yang paling tepat untuk hal tersebut adalah dengan donor ASI.

Baca juga:

3 Sumber Protein Rendah Lemak yang Cocok Untuk Diet Sehat dan Seimbang

Menyusui bayi
Bayi mendapatkan ASI (FOTO:MP/IFTINAVIA)

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menyadari bahwa dalam situasi tertentu donor ASI akan sangat membantu dibandingkan jika anak tidak bisa mendapatkan ASI sama sekali. Namun saat ini Indonesia tidak memiliki lembaga resmi yang bertugas memfasilitasi hal tersebut. Oleh karena itu, ibu yang ingin mendonorkan ASI atau ibu yang ingin mencari donor ASI bisa menghubungi fasilitas kesehatan yang sudah biasa menerima, memeriksa dan mengelola donor ASI.

Namun sebelum mencari donor ASI untuk si kecil, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan oleh pengasuh si kecil. Pertama, para orangtua atau pengasuh perlu mempertimbangkan berbagai aspek sebelum menerima donor ASI. Misalnya aspek medis, agama dan sosial budaya. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang calon pendonor ASI. Dari segi aspek medis misalnya mencari donor ASI dari ibu dengan golongan darah yang sama, mengonsumsi makanan yang bergizi dan lain sebagainya.

Baca juga:

Cantik dari Dalam, Beauty Skincare yang Bisa Dikonsumsi

MENYUSUI
Berbagai hal yang harus dipertimbangkan sebelum menerima donor ASI (Sumber: UNICEF)

Donor ASI hanya bisa dilakukan oleh ibu yang sehat dan sudah melalui proses skrining kesehatan misalnya skrining penyakit Hepatitis B dan Hepatitis C, skrining penyakit HIV dan skrining CMV), skrining sifilis dan lain-lain layaknya hendak mendonorkan darah. Skrining tersebut perlu dilakukan sebelum ibu memerah ASInya. ASI yang akan didonorkan pun harus di skrining ulang untuk mengetahui apakah ASI layak didonorkan atau tidak.

Donor AS sifatnya sementara. Keluarga penerima donor perlu mendapat pendampingan dari konselor menyusui supaya saat situasi memungkinkan, bayi bisa mendapatakan susu dari ibunya. Jika ibu si bayi meninggal, AIMI menyarankan donor ASI dicari dari keluarga. Itu karena donorASI bukan hanya kebutuhan sementara tetapi bisa berlangsung lama. (Avia)

Baca juga:

Kaum Rebahan Berisiko Menjadi Skinny Fat

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan