Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Ilustrasi. (Foto: Pexels/Kush Kaushik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Anak-anak yang sering menyipitkan mata saat membaca, duduk terlalu dekat dengan televisi atau papan tulis, atau mengeluh mata cepat lelah saat melihat objek jauh, kemungkinan besar mengalami gangguan penglihatan yang dikenal sebagai rabun jauh atau miopia.

Dokter spesialis mata, dr. Artha Latief, Sp.M, menyatakan bahwa banyak orang tua mungkin mengabaikan tanda-tanda ini.

"Banyak orang tua mungkin sering melihat anaknya duduk terlalu dekat dengan televisi, menyipitkan mata saat membaca, atau mengeluh mata cepat lelah. Tanda-tanda ini bisa jadi sinyal awal adanya mata minus pada anak," ujar Dokter Artha dalam keterangannya, Rabu (1/10).

Baca juga:

Kacamata Canggih Penyembuh Rabun Jauh Mulai Dijual di Jepang

Rabun jauh terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus tepat pada retina, melainkan jatuh di depannya. Kondisi ini membuat objek yang letaknya jauh terlihat buram. Pada anak, miopia umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebiasaan menatap layar (gawai) terlalu lama, kurangnya waktu beraktivitas di luar ruangan, serta faktor keturunan (genetik).

Orang tua disarankan segera membawa anak ke dokter spesialis mata jika mendapati si kecil sering mengedipkan mata ketika menonton, mengeluh sakit kepala, atau kesulitan melihat jelas dari jarak jauh.

Dokter Artha Latief menekankan pentingnya pemeriksaan mata secara rutin. Pemeriksaan berkala berperan vital untuk mengendalikan progresivitas gangguan penglihatan.

"Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak. Pemeriksaan rutin akan membantu menentukan penanganan yang tepat," imbuhnya.

Baca juga:

Jangan Tunda Periksa Dokter Mata Jika Sudah Muncul Gejala Rabun Jauh

Ia menambahkan, pemeriksaan rutin mata yang disertai dengan kebiasaan hidup sehat seperti membatasi durasi penggunaan gawai, mendorong anak bermain di luar ruangan, dan memastikan pencahayaan memadai saat membaca atau belajar, dapat menjaga kesehatan mata anak dan mencegah gangguan yang lebih serius.

Jika anak sudah terdiagnosis miopia, dokter biasanya akan merekomendasikan penggunaan kacamata dengan lensa korektif yang sesuai atau terapi tetes mata untuk mengendalikan laju pertambahan mata minus.

#Kacamata #Tes Mata #Sakit Mata #Kesehatan #Kesehatan Mata #Dokter Mata
Bagikan

Berita Terkait

Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan