Pancing Pelajar Mau Divaksin, Legislator Medan Usul Biaya Sekolah Gratis Sebulan

Kamis, 22 Juli 2021 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Pemerintah Daerah dan pihak sekolah diminta melakukan terobosan guna mempercepat program vaksinasi COVID-19 kalangan pelajar, terutama anak usia 12-17 tahun. Legislator Kota Medan menyarankan adanya kebijakan gratis biaya sekolah bagi siswa yang mau divaksin.

"Disdik Kota Medan dan pihak sekolah kami minta menggelar vaksinasi COVID-19 di sekolah-sekolah," kata anggota DPRD Kota Medan, Hendra DS di Medan, dilansir Antara, Kamis (22/7).

Baca Juga:

BIN Turun Gunung, Vaksin Para Pelajar SMP dan SMA

Menurut Hendra, pelaksanaan vaksinasi bagi kalangan pelajar harusnya dilakukan di sekolah, karena pihak sekolah miliki data siswa yang akan divaksin.

"Selain sosialisasi vaksinasi COVID-19 lebih tepat sasaran, juga merupakan salah satu upaya dalam mempercepat herd immunity atau kekebalan kelompok kalangan pelajar di Kota Medan," papar dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Medan 2020 menyebutkan, pelajar SLTP sederajat berjumlah 132.354 orang terdiri dari 111.448 siswa SMP dan 20.906 siswa MTs. "Untuk mengajak siswa agar cepat divaksin, maka Pemkot Medan harus membuat program gratis uang sekolah satu bulan untuk semua tingkatan," tegas.

Vaksin BIN
Badan Intelijen Negara menyelenggaran vaksin dengan metode door to door untuk pelajar SMP dan SMA.

Dengan menggratiskan biaya sekolah, lanjut Hendra, maka tidak cuma pelajar yang tertarik, tetapi orang tua siswa juga mau ikut divaksin COVID-19. "Dibanding hanya diberi bantuan beras, lebih baik digratiskan uang sekolah, sehingga percepatan vaksinasi pelajar tercapai," tutur anggota Komisi IV DPRD Kota Medan itu

Sebelumnya, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) membahas kendala vaksinasi massal di kota-kota di seluruh Indonesia serta usulan percepatan pelaksanaannya kepada pemerintah pusat, Senin (19/7) lalu.

Ketua Dewan Pengurus Apeksi, Bima Arya, memaparkan beberapa persoalan yang disampaikan. Mulai dari ketersediaan vaksin yang terbatas berbanding terbalik dengan antusiasme masyarakat yang ingin divaksin, hingga ketersediaan tenaga kesehatan sebagai vaksinator.

Khusus vaksin pelajar, Bima mengungkapkan masalah kurangnya sosialisasi kepada orang tua pelajar yang menjadi sasaran penerima vaksin. "Data capaian masing-masing target pelaksanaan vaksinasi di daerah juga menjadi keluhan para wali kota anggota Apeksi," imbuh Wali Kota Bogor itu. (*)

Baca Juga:

Vaksinasi Massal Polresta Cirebon Menyasar Mahasiswa

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan