MUI Soroti Ketimpangan dan Hanya 1,32 Persen UMKM Dilayani Perbankan

Sabtu, 11 Desember 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pelaksanaan Kongres Ekonomi Umat II 2021 akan menyoroti berbagai hal, salah satunya ketimpangan ekonomi yang terjadi pada masyarakat lapisan bawah.

"Masyarakat yang berada pada level usaha mikro dan ultra mikro tampak belum begitu terjamah terutama oleh dunia perbankan, sehingga kesenjangan sosial di tengah masyarakat semakin terjal," ujar Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/12).

Baca Juga:

Efek Pandemi, RI Butuh Anggaran Besar Proyek SDGs Nihilkan Kemiskinan 2024

Abbas menyoroti indeks gini ekonomi yang berada pada angka 0,39 dan dalam bidang pertanahan di angka 0,59. Padahal jumlah usaha besar hanya 0,01 persen, dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 5.550 dengan total aset di atas Rp 10 miliar.

Sementara usaha menengah sebanyak 0,09 persen dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 60.702 dengan total aset lebih dari Rp 500 juta, dan usaha kecil jumlahnya hanya 1,22 persen dengan jumlah pelaku sebanyak 783.132 dengan total aset di atas Rp50 juta.

"Jadi total mereka yang sudah terperhatikan oleh pemerintah dan dunia perbankan adalah hanya sekitar 1,32 persen atau 849.334 pelaku usaha. Sementara jumlah UMKM besarnya adalah 98,68 persen dan itu boleh dikatakan belum diurus dengan baik," kata dia.

Ia mengatakan, jika kondisi itu terjadi maka akan menimbulkan kesenjangan sosial. Maka dari itu, MUI mengusulkan agar pemerintah memiliki langkah afirmatif bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.

Bansos tunai.
Bantuan sosial. (Foto: Antara )

"Ini penting dilakukan agar bentuk dari struktur dunia usaha bertransformasi dari bentuk piramid menjadi belah ketupat, yang mana jumlah pelaku usaha menengah ke atas cukup dua persen, menengah ke bawah tiga persen, dan menengah sebanyak 95 persen," kata dia.

Wakil Sekjen MUI Muhammad Azrul Tanjung mendorong agar jangan sampai terjadi intoleransi di dalam bidang ekonomi. Umat Islam yang mayoritas di Indonesia justru menjadi minoritas dalam hal ekonomi.

"Jangan sampai umat Islam selalu berada pada posisi menengah ke bawah. Untuk itu perlu upaya bersama agar dapat meningkat levelnya menjadi menengah bahkan naik tingkat menjadi usaha besar," katanya. (Knu)

Baca Juga:

Efek Pandemi, 1 dari 2 di Rumah Tangga Masih Alami Penurunan Pendapatan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan