Mengapa Vaksin COVID-19 Sinovac Tidak Berlaku Seumur Hidup?

Senin, 07 September 2020 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech, Tiongkok, yang kini dalam proses uji coba di Bandung, merupakan vaksin yang dibuat dari virus yang dimatikan. Kelemahan vaksin dengan metode ini adalah pendeknya jangka waktu antibodi dalam melindungi tubuh dari serangan virus corona.

Dengan metode tersebut, antibodi vaksin Sinovac paling lama bisa bertahan 6 bulan. Namun di masa pandemi berkepanjangan, keberadaan vaksin memang sangat mendesak. Durasi 6 bulan dinilai cukup untuk membendung pandemi COVID1-19 yang hingga kini telah menginfeksi ratusan ribu di Indonesia, dan puluhan juta di dunia.

Baca Juga

Kurang Vitamin D Dua Kali Lebih Mungkin Terkena Virus Corona

“Kan ini (Sinovac) vaksin yang dimatikan. Justru ada kelemahan virus yang dimatikan itu antibodinya biasanya ga terlalu panjang tapi harus diulang-ulang,” terang Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran (FK Unpad), Eddy Fadlyan, saat dihubungi baru-baru ini.

Saat ini, ratusan relawan telah mendapat penyuntikan vaksin pada uji klinis tahap III atau akhir terhadap vaksin Covid-19 Sinovas di Bandung. Uji klinis ini hasil kerja sama Sinovac dengan PT Bio Farma dan FK Unpad.

Pengembangan vaksin Merah Putih di laboratorium PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pengembangan vaksin Merah Putih di laboratorium PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

Eddy menjelaskan, vaksin Sinovac tentu berbeda dengan vaksin lainnya terutama dari segi metode pembuatan. Contohnya jika dibandingkan dengan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) yang cukup disuntikkan sekali seumur hidup. Vaksin BCG adalah vaksin untuk melawan penyakit tuberculosis dan penyakit pernapasan lainnya.

Eddy bilang, vaksin BCG dibikin dari virus yang dilemahkan. “Kalau BCG kan vaksin hidup, sekali saja (vaksinasinya) dia bisa jangka panjang,” terang Eddy.

Sedangkan, vaksin Sinovac dibikin dari virus mati yang dimodivikasi agar mampu membangkitkan system pertahanan tubuh untuk mencegah infeksi virus Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS-CoV-2), penyebab penyakit COVID-19. Oleh karena itu, proses vaksinasi terhadap relawan vaksin Sinovac di Bandung dilakukan dua kali dalam 14 hari.

“Kalau ini kan vaksin yang mati maka dikasih 2 kali. Berarti nanti setelah 6 bulan harus diulang,” katanya.

Baca Juga

Sepekan Kasus COVID-19 Meroket, Dua Tower di RSD Wisma Atlet Disiapkan untuk Isolasi Mandiri Warga

Ia menjelaskan, ada banyak metode pembuatan vaksin selain menggunakan virus mati seperti yang dilakukan Sinovac. Metode tersebut antara lain vaksin hidup yang dilemahkan, ada pula yang bikin vaksin dari komponen virus seperti vaksin yang dikembangkan Moderna Inc, perusahaan biotekteknologi asal Massachusetts, Amerika Serikat. (Iman Ha/Jawa Barat)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan