Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome


Ilustrasi uji klinis vaksin. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)
MERAHPUTIH.COM - SETELAH persetujuan dan peluncuran cepat vaksin COVID-19 vektor adenovirus, sejumlah kasus tromboemboli dengan jumlah trombosit rendah (trombositopenia) dilaporkan di berbagai negara. Trombositopenia, seperti dikabarkan Alodokter, adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah atau di bawah normal. Jumlah trombosit yang kurang dapat menyebabkan darah sulit membeku. Akibatnya, penderita trombositopenia rentan mengalami perdarahan.
Seperti dilansir Nature, kasus tersebut awalnya dilaporkan di Austria dan Denmark. Namun, laporan kemudian menyebar ke seluruh Eropa, Amerika Utara, dan Australia.
Penerima vaksin yang terkena trombosis dengan trombositopenia menunjukkan kasus trombosis yang parah, termasuk tempat yang tidak biasa seperti trombosis sinus vena serebral, trombosis vena splanknikus, serta trombosis arteri. Sindrom ini disebut 'trombosis dengan sindrom trombositopenia' (TTS).
TTS tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh penyebab disebut sebagai trombositopenia trombotik imun (VITT) yang diinduksi vaksin. Ini merupakan suatu efek samping yang sangat jarang dan baru teridentifikasi. Reaksi ini terjadi pada sebagian besar orang dalam tiga minggu pertama setelah vaksinasi dengan dosis pertama vaksin vektor adenovirus COVID-19. Dalam temuan yang dirilis Nature, kasus TTS banyak muncul pada penerima vaksin AstraZeneca jika dibandingkan dengan lainnya.
Baca juga:
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Meski perbedaan frekuensi penggunaan vaksin dan perbedaan metode pengawasan di seluruh dunia membuat sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti, kabar efek samping TTS pada pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca menimbulkan kehebohan di kanal media sosial X.
Saar menyikapi hal tersebut, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia.
“Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulaiuji klini tahap 1, 2, 3, dan 4 termasuk vaksin COVID-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai izin edar keluar. Pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar,” kata Hinky dalam keterangan resmi Kemenkes.
Menurutnya, Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan POM melakukan pengawasan aktif terhadap berbagai macam gejala atau penyakit yang dicurigai ada keterkaitan dengan vaksin COVID-19 termasuk TTS sesuai dengan yang direkomendasikan WHO.
“Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk juga supaya memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca,” ujar Hinky.
Oleh karena itu, kata Hinky, pihaknya melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait dengan vaksin COVID-19. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena saat ini di Indonesia belum ditemukan kasus yang serupa.(chn)
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Sebabkan Kanker dan Tumor Otak
Bagikan
Berita Terkait
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
