Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Ilustrasi uji klinis vaksin. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - SETELAH persetujuan dan peluncuran cepat vaksin COVID-19 vektor adenovirus, sejumlah kasus tromboemboli dengan jumlah trombosit rendah (trombositopenia) dilaporkan di berbagai negara. Trombositopenia, seperti dikabarkan Alodokter, adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah atau di bawah normal. Jumlah trombosit yang kurang dapat menyebabkan darah sulit membeku. Akibatnya, penderita trombositopenia rentan mengalami perdarahan.

Seperti dilansir Nature, kasus tersebut awalnya dilaporkan di Austria dan Denmark. Namun, laporan kemudian menyebar ke seluruh Eropa, Amerika Utara, dan Australia.

Penerima vaksin yang terkena trombosis dengan trombositopenia menunjukkan kasus trombosis yang parah, termasuk tempat yang tidak biasa seperti trombosis sinus vena serebral, trombosis vena splanknikus, serta trombosis arteri. Sindrom ini disebut 'trombosis dengan sindrom trombositopenia' (TTS).

TTS tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh penyebab disebut sebagai trombositopenia trombotik imun (VITT) yang diinduksi vaksin. Ini merupakan suatu efek samping yang sangat jarang dan baru teridentifikasi. Reaksi ini terjadi pada sebagian besar orang dalam tiga minggu pertama setelah vaksinasi dengan dosis pertama vaksin vektor adenovirus COVID-19. Dalam temuan yang dirilis Nature, kasus TTS banyak muncul pada penerima vaksin AstraZeneca jika dibandingkan dengan lainnya.

Baca juga:

Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis

Meski perbedaan frekuensi penggunaan vaksin dan perbedaan metode pengawasan di seluruh dunia membuat sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti, kabar efek samping TTS pada pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca menimbulkan kehebohan di kanal media sosial X.

Saar menyikapi hal tersebut, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia.

“Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulaiuji klini tahap 1, 2, 3, dan 4 termasuk vaksin COVID-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai izin edar keluar. Pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar,” kata Hinky dalam keterangan resmi Kemenkes.

Menurutnya, Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan POM melakukan pengawasan aktif terhadap berbagai macam gejala atau penyakit yang dicurigai ada keterkaitan dengan vaksin COVID-19 termasuk TTS sesuai dengan yang direkomendasikan WHO.

“Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk juga supaya memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca,” ujar Hinky.

Oleh karena itu, kata Hinky, pihaknya melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait dengan vaksin COVID-19. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena saat ini di Indonesia belum ditemukan kasus yang serupa.(chn)

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Sebabkan Kanker dan Tumor Otak

#Kesehatan #Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan