Ketatnya Penerapan Protokol Anti COVID-19 di Hotel Surabaya Ini

Selasa, 16 Juni 2020 - Ikhsan Aryo Digdo

PENERAPAN New Normal sudah tersebar di beberapa lokasi layanan publik, dan bentuknya pun beragam. Mulai dari pasar tradisional, mini market, swalayan, mal, hotel, perkantoran hingga fasilitas umum lainnya.

Kali ini tim MerahPutih.com di Surabaya menelusuri penerapan New Normal di HARRIS Hotel Gubeng Surabaya. Nampak dari pintu kaca utama kelengkapan protokol kesehatan seperti hand sanitizer, penyemprot disinfektan, hingga semua karyawan yang menggunakan masker, Faceshield, dan hand gloves (sarung tangan).

Baca juga:

'Dream Now Travel Later', Menginap di Hutan Bali Setelah Pandemi

Setiawan Nanang, Manager Marketing Communication HARRIS Hotel Gubeng Surabaya mengatakan untuk penerapan semi New Normal ini sudah dilakukan sejak awal Maret lalu dengan memberlakukan protokol di area tertentu. Memasuki bulan Juni, penerapan New Normal digelar hampir di semua area hotel.

Proses registrasi (Foto:MP/Andika)

"Penerapan protokol kesehatan anjuran pemerintah ini kita lakukan mulai dari penerimaan tamu hingga proses check out. Dan rata-rata tanpa adanya kontak langsung atau bersentuhan antara tamu dan karyawan hotel," papar Setiawan saat dihubungi MerahPutih.com, Senin (15/06).

Pengecekan suhu tubuh dan pemberian kunci kamar menggunakan nampan

Setiap kali tamu datang, akan dilakukan pengecekan suhu tubuh, kemudian diarahkan cuci tangan dengan sabun melalui wastafel di pilar permanen. setelah itu masuk ke bilik sanitasi, jika tamu bawa koper tim bell boy mendisinfektan koper tersebut termasuk roda.

Ia menjelaskan, sebelum tamu mengambil kunci kamar, mereka harus menunjukkan tanda booking lewat online berikut nomer reservasinya. Kemudian pihak resepsionis menanyakan self assagement (kebiasaan tamu sebelum masuk ke hotel 14 hari sebelumnya) melalui pengisian form lewat tab berikut tanda tangan.

Sebelum masuk area hotel, tamu disteril di dalam bilik penyemprotan disinfektan (Foto: MP/Andika)



"Registrasi tamu melalui tab tersebut merupakan langkah paperless, sebab jika menggunakan kertas masih ada kontak langsung," paparnya.

Pemberian kunci pun menggunakan nampan. Tamu harus memakai hand sanitiser baru menuju lift, masuk ke bilik untuk disemprot dengan cairan disinfektan sebelum menuju lift untuk ke kamar.

"Bahkan, lift saat ini dibatasi 4 orang yang sebelumnya bisa diisi 10 orang yang setiap harinya disemprot cairan disinfektan terutama pada tiap tombolnya," tutur Setiawan.

Order makanan dari kamar menggunakan barcode

Kemudian di dalam kamar, lanjut Setiawan, para tamu bisa mengorder makanan dengan menggunakan barcode yang terpasang di kaca meja kerja. Barcode tersebut discan menggunakan ponsel pintar melalui browser yang mengarah pada website resmi Harris Hotel dengan mengklik area Surabaya.

"Cara ini memudahkan mereka dan bisa langsung memilih menu makanan melalui website berikut melakukan chatting via WA dengan staf yang ada di Harris cafe hingga pesanan menu makanan tamu diproses dan diantar langsung ke kamar tamu," ujarnya.

Baca juga:

Ada di Taiwan, Taman Tenang Perkotaan Pertama Dunia

Jika tamu tersebut enggan memesan makanan dari dalam kamar, mereka pun bisa mengunjungi resto HARRIS Hotel Gubeng Surabaya. Berkunjung ke restoran juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan hotel.

Petugas hotel memberikan disinfektas di dalam kamar (Foto: MP/Andika)

"Penyajian menu, menerapkan sistem ala carte (dilayani) bukan lagi menganut sistem buffee (ambil sendiri) untuk mengurangi kontak langsung dengan perangkat atau tempat makan," papar Setiawan. Kapasitas tamu juga dikurangi menjadi 50%. Jika sebelumnya dapat menampung 150 orang, kini pengunjung restoran hanya dibatasi 75 orang.

Pintu masuk meeting room yang dipisah

Menuju ruang pertemuan (meeting room), HARRIS Hotel Gubeng Surabaya juga tak meninggalkan standard protokol kesehatan. Salah satunya dengan melakukan pemisahan pintu masuk dan pintu keluar saat meeting room digunakan.

Langkah ini untuk menghindari kerumunan dan menumpuknya orang. Dan pada pintu masuk, sudah ada protokol kesehatan, dan tamu tetap diwajibkan memakai masker dan hand sanitizer.

"Untuk ruang meeting setiap kursi kita beri jarak 1 meter. Dan kapasitas meeting room juga tersedia separuh dari yang hari biasanya. Untuk acara round table, yang biasanya terisi 10 orang, kini dibatasi hanya 5 orang," ungkap Setiawan.

Kemudian di area rest room beberapa urinoir dikosongkan untuk menerapkan social distancing. Seperti halnya yang berlaku di lobi khususnya pada sofa yang diberi jarak kosong untuk diduduki.

Untuk check out tamu, para tamu diwajibkan memberikan kunci kepada reseptionis dengan meletakkan kunci tersebut di atas nampan yang tersedia. Nampan tersebut juga akan selalu disteril setelah pemakaian.

Karyawan HARRIS Hotel Gubeng Surabaya menstrerilisasi setiap perangkat hotel (Foto: MP/Andika)

"Di setiap tamu check out, kamar yang telah dipakai tamu kamu selalu disemprot disinfektan dan tidak boleh digunakan atau diisi tamu selama 72 jam," pungkasnya.

Dari kadar kunjungan HARRIS Hotel Gubeng Surabaya tersebut, telah menunjukkan kenaikan okupansi sebesar 15 persen di bulan April yang hanya mencapai 10 persen. Setidaknya di hingga akhir Mei 2020 kemarin HARRIS Hotel Gubeng Surabaya telah mengantongi okupansi sekitar 25 persen.

Untuk segmentasi pengunjung, didominasi dari korporat, yakni mereka yang terkena imbas PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang tak bisa pulang ke kota asalnya. Kemudian para tamu yang melakukan isolasi mandiri dan long stay. Dari sisi tarif, HARRIS Hotel Gubeng Surabaya memberikan potongan 60 hingga 70 persen dari tarif normal biasanya. (*)

Baca juga:

Bukti Hotel JHL Solitaire Enggak Cengeng, Beri Promo Seru 'Pay Now Stay Later'

Tulisan dari Andika Eldon, kontributor merahputih.com untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan