Ketatnya Penerapan Protokol Anti COVID-19 di Hotel Surabaya Ini


Antrean di resepsionis menerapkan social distancing (Foto: MP/Andika)
PENERAPAN New Normal sudah tersebar di beberapa lokasi layanan publik, dan bentuknya pun beragam. Mulai dari pasar tradisional, mini market, swalayan, mal, hotel, perkantoran hingga fasilitas umum lainnya.
Kali ini tim MerahPutih.com di Surabaya menelusuri penerapan New Normal di HARRIS Hotel Gubeng Surabaya. Nampak dari pintu kaca utama kelengkapan protokol kesehatan seperti hand sanitizer, penyemprot disinfektan, hingga semua karyawan yang menggunakan masker, Faceshield, dan hand gloves (sarung tangan).
Baca juga:
'Dream Now Travel Later', Menginap di Hutan Bali Setelah Pandemi
Setiawan Nanang, Manager Marketing Communication HARRIS Hotel Gubeng Surabaya mengatakan untuk penerapan semi New Normal ini sudah dilakukan sejak awal Maret lalu dengan memberlakukan protokol di area tertentu. Memasuki bulan Juni, penerapan New Normal digelar hampir di semua area hotel.

"Penerapan protokol kesehatan anjuran pemerintah ini kita lakukan mulai dari penerimaan tamu hingga proses check out. Dan rata-rata tanpa adanya kontak langsung atau bersentuhan antara tamu dan karyawan hotel," papar Setiawan saat dihubungi MerahPutih.com, Senin (15/06).
Pengecekan suhu tubuh dan pemberian kunci kamar menggunakan nampan
Setiap kali tamu datang, akan dilakukan pengecekan suhu tubuh, kemudian diarahkan cuci tangan dengan sabun melalui wastafel di pilar permanen. setelah itu masuk ke bilik sanitasi, jika tamu bawa koper tim bell boy mendisinfektan koper tersebut termasuk roda.
Ia menjelaskan, sebelum tamu mengambil kunci kamar, mereka harus menunjukkan tanda booking lewat online berikut nomer reservasinya. Kemudian pihak resepsionis menanyakan self assagement (kebiasaan tamu sebelum masuk ke hotel 14 hari sebelumnya) melalui pengisian form lewat tab berikut tanda tangan.

"Registrasi tamu melalui tab tersebut merupakan langkah paperless, sebab jika menggunakan kertas masih ada kontak langsung," paparnya.
Pemberian kunci pun menggunakan nampan. Tamu harus memakai hand sanitiser baru menuju lift, masuk ke bilik untuk disemprot dengan cairan disinfektan sebelum menuju lift untuk ke kamar.
"Bahkan, lift saat ini dibatasi 4 orang yang sebelumnya bisa diisi 10 orang yang setiap harinya disemprot cairan disinfektan terutama pada tiap tombolnya," tutur Setiawan.
Bagikan
Berita Terkait
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya

Situasi Surabaya dan Jawa Timur secara Umum Relatif Kondusif dan Terkendali Pasca-Demonstrasi yang Memanas, Sebut Polda

Sisi Barat Gedung Grahadi Dibakar Tidak Lama Setelah Khofifah Indar Parawansa Temui Massa

Gubernur Pramono Beri Keringanan Pajak Hotel 50 Persen hingga September 2025

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH

Hotel dan Restoran Wajib Bayar Royalti Lagu, PHRI Solo Merasa Keberatan

Sambut Perayaan ‘Eka Warsa’, Hotel Tentrem Jakarta Optimistis di Tengah Kelesuan Industri Perhotelan, Committed Dukung UMKM Lokal

Hotel Bintang 4 - 5 di Jakarta Wajib Tonjolkan Budaya Betawi selama 2 Bulan dalam Setahun

Sah, Jakarta Beri Insentif Potongan Pajak Hotel 50% dan Bisnis F&B 20%
