Junta Myanmar Hukum Mati 3 Jenderal yang Dilepas Pemberontak
Rabu, 24 Januari 2024 -
MerahPutih.com - Enam jenderal junta militer Myanmar dilaporkan menyerah kepada pasukan pemberontak di negara bagian Shan. Mereka sebelumnya ditempatkan di pusat komando junta Myanmar Kokang di Laukkai, wilayah yang menjadi salah satu markas militer terbesar di bagian utara Shan yang berdekatan dengan perbatasan China.
Pasukan pemberontak Aliansi Pasukan Nasional Demokratik Myanmar (MNDAA) berhasil merebut markas militer tersebut, melucuti senjata sekitar 2.400 pasukan junta. Sebanyak 200 perwira militer beserta keluarganya diizinkan meninggalkan wilayah yang jatuh ke tangan pemberontak.
Baca Juga:
Prabowo Dorong Penyelesaian Konflik Non Kekerasan di Myanmar
Adapun, enam brigadir jenderal yang memimpin operasi militer Myanmar itu diberi kesempatan oleh kelompok pemberontak untuk kembali ke markas besar setelah menyerah. Namun dilaporkan AFP, militer Myanmar segera menangkap keenam jenderal
Tiga dari enam jenderal itu dihukum mati, termasuk Kepala Markas Militer Brigjen Moe Kway Thu, Plt Kepala Zona Administrasi Otonomo Kokang Brigjen Tun Tun Myint, dan Komandan Divisi 55 Brigjen Zaw Myo Win.
Tiga jenderal lainnya menjalani hukuman seumur hidup di penjara Insein Yangon, yaitu Brigjen Aye Min Oo, Brigjen Thaw Zin Oo, dan Brigjen Aung Zaw Lin, yang masing-masing menjabat sebagai kepala pusat operasi 14, 16, dan 12 di Shan. Para jenderal tersebut dihukum dengan undang-undang militer karena dianggap meninggalkan posisi mereka secara memalukan.
Baca Juga:
Krisis di Myanmar Memburuk, Sekjen PBB Minta ASEAN Buat Strategi Terpadu
Sementara itu, ratusan tentara perwira Myanmar yang menyerah dan juga dilepas memilih tidak kembali ke markas besar. Dilaporkan Anadolu, mereka menyeberang ke wilayah India untuk menyelamatkan diri dari hukuman militer.
Tentara Myanmar yang berjumlah 276 orang tersebut, memasuki negara bagian timur laut Mizoram di wilayah India pada Rabu, menyerahkan diri dan senjata mereka kepada aparat keamanan India, menurut pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu kepada media. (*)
Baca Juga:
Konflik Myanmar Meluas, Junta Militer Dikabarkan Makin Terdesak