Konflik Myanmar Meluas, Junta Militer Dikabarkan Makin Terdesak
Peta Myanmar. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Pertempuran di Myanmar terus meningkat sejak akhir Oktober, serta meluas dari wilayah utara Shan State hingga Rakhine State, serta di bagian barat laut dan tenggara.
Ada beberapa kelompok etnis bersenjata, yang bersatu dalam kelompok yang disebut Brotherhood Alliance, memerangi rezim junta untuk mengambil alih kendali di berbagai wilayah. Kelompok itu menyerang pasukan junta dikabarkan, telah merebut setengah lusin kota dan kini menguasai lebih dari 170 pos terdepan junta.
Baca Juga:
Prabowo Dorong Penyelesaian Konflik Non Kekerasan di Myanmar
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memberi peringatan bahwa konflik internal di Myanmar utara telah meluas dan membuat semakin banyak orang yang mengungsi. Tercatat, lebih dari setengah juta orang menjadi pengungsi internal baru akibat kekerasan yang terjadi.
"Jumlah ini melebihi dua juta orang yang sudah menjadi pengungsi internal,” katanya.
Memenuhi kebutuhan mereka, ketua urusan kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengalokasikan USD 7 dolar atau sekitar Rp108,5 miliar dari Dana Tanggap Darurat Pusat (CERF) untuk membantu warga sipil yang mengungsi akibat konflik yang berlangsung di Myanmar.
Namun, dari Rencana Tanggap Kemanusiaan senilai USD 887 juta atau Rp 13,7 triliun untuk tahun ini, hingga saat ini baru diperoleh sekitar sepertiganya, yaitu sebesar USD 254 juta atau Rp3,9 triliun.
"Bantuan tambahan sangat dibutuhkan untuk memungkinkan lembaga kemanusiaan merespons kebutuhan yang semakin meningkat secara efektif dan dalam skala besar. Pendanaan CERF akan membantu organisasi kemanusiaan memberi bantuan penyelamat hidup bagi mereka yang hidupnya tercerabut akibat konflik,” katannya.
Junta militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil pada 1 Februari 2021 melalui kudeta dan menangkap puluhan pejabat termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi hingga Presiden Htin Kyaw. Kondisi ini membuat Myanmar kembali ke krisis politik dan perang sipil yang berlangsung sampai saat ini. (*)
Baca Juga:
Jokowi dan Prabowo Dituntut Bertanggung Jawab Atas Penjualan Senjata ke Junta Myanmar
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
                      Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
                      75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
                      Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka
                      Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar
                      Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
                      Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu
                      Myanmar Kabulkan Amnesti Selebgram WNI yang Divonis 7 Tahun Bui
                      [HOAKS atau FAKTA]: WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia, Indonesia Kobarkan Bendera Perang lawan Myanmar
                      Bantuan Medis Darurat Indonesia Buat Korban Gempa Myanmar Kemungkinan Diperpanjang