Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat menghadiri parade militer memperingati 78 tahun angkatan bersenjata Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Senin (27/3/2023). /ANTARA/Xinhua/Myo Ky
MerahPutih.com - Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (Ta’ang National Liberation Army/TNLA) mengumumkan telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan rezim Junta Militer Myanmar.
Pengumuman ini disampaikan melalui kanal Telegram resmi TNLA menjelang pelaksanaan pemilihan umum pertama sejak kudeta militer pada Februari 2021.
“Gencatan senjata ini merupakan langkah penting menuju stabilitas menjelang pemilu,” tulis TNLA dalam pernyataan resminya, dikutip media, Kamis (30/10).
Baca juga:
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
Kesepakatan tercapai dalam perundingan damai yang dimediasi pemerintah China di Kunming, wilayah selatan Tiongkok, pada 27–28 Oktober. Meski demikian, pihak junta belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kesepakatan ini.
Sebagai bagian dari kesepakatan, TNLA akan menyerahkan kendali atas wilayah Mogoke di Mandalay dan Mongmit di Negara Bagian Shan kepada pihak junta.
Sebagai imbalan, militer Myanmar berkomitmen untuk menghentikan serangan udara di wilayah yang dikuasai TNLA. “Tidak akan ada lagi pengeboman di wilayah kami selama masa gencatan senjata ini,” tegas juru bicara TNLA.
Baca juga:
Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka
Gencatan senjata ini menyusul pengumuman pemilu dua tahap oleh junta militer, yakni tahap pertama pada 28 Desember 2025 dan tahap kedua pada 11 Januari 2026. Kampanye resmi telah dimulai dan akan berakhir dua hari sebelum pemungutan suara tahap pertama.
Pemilu terakhir Myanmar digelar pada November 2020 dan dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), sebelum pemerintahan tersebut digulingkan junta militer.
Sejak kudeta, Myanmar berada dalam status darurat selama lebih dari empat tahun, dengan konflik bersenjata yang menewaskan puluhan ribu orang.
Baca juga:
Berdasarkan data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebanyak 72.422 orang telah tewas akibat konflik sejak kudeta berlangsung. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
Ibu Suri Ratu Sirikit Wafat di Usia 93 Tahun Semalam, Raja Thailand Tetapkan Masa Berkabung 1 Tahun
75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka
Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu
Bentrok Militer di Perbatasan Thailand-Kamboja, 12 Tewas
Myanmar Kabulkan Amnesti Selebgram WNI yang Divonis 7 Tahun Bui