Jokowi Pilih Nadiem Makarim Karena Sosok Akademisi Gagal Benahi Pendidikan

Kamis, 24 Oktober 2019 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai, ditunjuknya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan agak mengejutkan. Hal ini karena posisinya selama ini sebagai pengusaha muda di bidang transportasi.

Trubus melihat, Presiden Joko Widodo ingin ada perubahan di jajaran kementerian Pendidikan yang selama ini kurang maksimal kinerjanya.

Baca Juga:

Nadiem Makarim Diminta Jadikan Lulusan di Indonesia Pencipta Lapangan Kerja

"Kalau lihat arahnya pak Jokowi ingin ada perubahan. Kan selama ini dipegang oleh orang pendidikan tapi kinerja tak seperti diharapkan," kata Trubus kepada Merahputih.com di Jakarta, Kamis (24/10).

Trubus melanjutkan, Jokowi seperti ingin memunculkan sosok yang beda di dunia pendidikan. Jika sebelumnya jabatan itu hanya ditempati orang-orang yang bergelar akademisi bertitel doktor hingga profesor.

"Jokowi ingin memunculkan sosok lain di dunia pendidikan. Dengan dipilihnya Nadiem, maka ada percepatan kualitas SDM. Selama ini kan menteri selalu dari profesor dsn doktor tapi output minim," kata Trubus yang juga pengajar di Universitas Trisakti ini.

Pendiri Go Jek, Nadiem Makarim, saat datang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10). ANTARA/Desha Natalia

Jokowi juga ingin menghasilkan peserta didik yang berkualitas terutama berjiwa pengusaha dan siap kerja layaknua Nadiem di Gojek.

"Pak jokowi ingin memunculkan output. Kalau dari sisi penguasaan tentu bisa. Lebih banyak ke faktor manajerial. Dia mendorong staf dan dirjennya lebih produktif lebih baik," jelas Trubus.

Trubus beranggapan, jika Kemendikbud dikuasai kelompok tertentu seperti kader Muhammadiyah, maka hasilnya tak maksimal. "Kalau kemendikhud dipegang kelompok tertentu yang hasilnya gak maksimal," ungkap Trubus.

Baca Juga:

Gojek Dukung Nadiem Makarim Sebagai Salah Satu Menteri Kabinet Jokowi

Trubus berharap, Nadiem mampu menyelesaikan persoakan pendidikan dalam negeri yang selama ini tak terselesaikan dengan baik.

"Soal zonasi PRnya untuk pendidikan dasar menengah, kemudian pendidikan SMK yang lulusan banyak menganggur ini tugas Mendikbud membenahi itu. Lalu pendidikan tinggi bagaimana dia kompetitif dengan negara lain," pungkas Trubus. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan