Uang Dugaan Korupsi Laptop Chromebook Baru Balik Rp 10 M, Padahal Kerugian Capai Rp 1,98 T
Gedung Kejaksaan Agung. Foto: Twitter @KejaksaanRI
Merahputih.com - Kejaksaan Agung (Kejagung) melaporkan bahwa jumlah uang yang telah dikembalikan terkait kasus dugaan korupsi program digitalisasi pendidikan, khususnya pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek tahun 2019–2022, mencapai hampir Rp10 miliar.
"Yang jelas dari informasi dari teman-teman penyidik, memang ada pengembalian sejumlah uang, baik dalam bentuk dolar maupun rupiah, kurang lebih hampir Rp10 miliar,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (17/10).
Baca juga:
Vendor dan Pihak Kementerian Kembalikan Uang Hasil Dugaan Korupsi Laptop Chromebook ke Kejagung
Jumlah tersebut merupakan gabungan pengembalian dari beberapa pihak yang bersikap kooperatif. Pihak-pihak yang mengembalikan dana meliputi salah satu tersangka, pihak kuasa pengguna anggaran (KPA), serta pihak pejabat pembuat komitmen (PPK) Kemendikbudristek.
Selain itu, ada juga pengembalian dana dari salah satu vendor (penyedia) laptop. Perkiraan kerugian keuangan negara akibat kasus ini mencapai angka fantastis, yaitu sekitar Rp1,98 triliun. Namun, hingga saat ini, jumlah pengembalian dana baru mencapai hampir Rp10 miliar.
Kejagung akan terus melakukan penelusuran aset milik para pihak yang terlibat dalam kasus ini untuk memulihkan kerugian negara secara maksimal.
“Perlu diingat bahwa penelusuran aset tidak hanya berhenti pada saat penyidikan. Nanti pun dalam tahap penuntutan ataupun setelah perkara ini berjalan pun tetap bisa,” tambahnya.
Baca juga:
Kejagung Periksa Azwar Anas Terkait Dugaan Korupsi Laptop Chromebook
Dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop yang melibatkan program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek periode 2019–2022, Kejagung telah menetapkan lima orang sebagai tersangka.
Kelima tersangka tersebut adalah JT (Jurist Tan) selaku Staf Khusus Mendikbudristek tahun 2020–2024, BAM (Ibrahim Arief) selaku mantan konsultan teknologi di Kemendikbudristek, SW (Sri Wahyuningsih) selaku Direktur SD Direktorat PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah merangkap KPA, MUL (Mulyatsyah) selaku Direktur SMP Direktorat PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah merangkap KPA, dan terakhir, mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Disidang dalam Kasus Korupsi, Benjamin Netanyahu Minta Pengampunan dari Presiden Israel
KPK Yakin Hakim Praperadilan Buronan Korupsi E-KTP Paulus Tannos Akan Tolak Gugatan Berdasarkan SEMA
DPR Diminta Tak Tutup Mata Terhadap Dua Tersangka Dugaan Korupsi CSR BI-OJK, MKD Harus Bertindak Cepat
Menkum Supratman Tunggu Salinan Keppres untuk Bebaskan Ira Puspadewi Cs
KPK Tegaskan Rehabilitasi Eks Direksi ASDP oleh Presiden Prabowo Bukan Preseden Buruk
Presiden Prabowo Beri Rehabiltasi kepada Eks Dirut PT ASDP, Mensesneg Ungkap Alasannya
KPK Tahan 3 Tersangka Baru Kasus Pembangunan RSUD Koltim
KPK Beberkan Fakta Baru Kasus ASDP: Usia Kapal Dimanipulasi, Aturan Direksi Diubah
KPK Ungkap Modus Korupsi Akuisisi PT JN oleh ASDP, Rugikan Negara Rp 1,25 Triliun
Nadiem Makarim Tegas Bantah Jadi Tersangka Korupsi Google Cloud